Skip to main content

Kunjungan Penuh Makna ke Tuban

Setelah melalui persiapan yang cukup heboh, atas ajakan Jimmy Tanaya, kemarin (13/01), Nie berkunjung ke Desa Ngadirejo, Tuban, Jawa Timur. Buat yang belum pernah mendengar nama desa ini, jangan merasa kuper atau merasa bersalah, karena ini memang daerah terpencil di propinsi Jawa Timur.

Desa Ngadirejo adalah salah satu desa yang dilanda banjir beberapa waktu lalu. So, kemarin Nie mengunjungi daerah ini untuk melakukan bakti sosial bersama 14 yayasan sosial lainnya. Acara yang dimotori oleh INTI cabang Surabaya diadakan di sebuah rumah ketua RT Desa Ngadirejo.

Nie, ditemani oleh Stefy dan seorang rekan kerja, Yudith, tiba di Desa Ngadirejo pukul 10.00. Begitu memasuki Desa Ngadirejo, Nie dilanda kekecewaan, karena keadaan di sana sudah tidak lagi banjir. Tidak ada genangan air lagi. Penduduk setempat pun sudah bisa hidup seperti biasa. Saya langsung bertanya dalam hati, “apakah orang-orang seperti ini masih memerlukan bantuan?

Pertanyaan itu Nie simpan dalam hati, melihat ratusan warga yang mengantri, Nie tidak tinggal diam. Nie pun membantu untuk mendirikan klinik dadakan di rumah pak RT itu. Secara Nie ngga terlalu kuat untuk angkat-angkat dipan, Nie membantu menyiapkan obat-obatan untuk penduduk yang memerlukannya. Nie juga bantu angkat-angkat sembako, lho! (hehehe,.. serasa kuli! :P)

Woila! Beberapa menit kemudian rumah pak RT berubah menjadi klinik. Ada berbagai pelayanan yang tersedia, mulai pelayanan dokter umum, apotik, akupuntur, pijat refleksi sampai pijat listrik. Semuanya itu diberikan secara cuma-cuma. Tidak cuma itu, penduduk yang telah diperiksa, bisa mendapatkan sembako dan pakaian gratis.

Nie membawa sumbangan dari teman-teman kantor berupa mie instan, kue kering, pembalut wanita dan mie goreng bungkus. Mengingat keadaan yang dipenuhi genangan air, makanan instan sangat diperlukan untuk mengisi perut. Makanan instan ini harus juga mengenyangkan.

Selain ikut serta membantu acara bakti sosial, Nie and friends juga berkeliling ke desa Ngadirejo. Kami sempat bercakap-cakap dengan beberapa penduduk setempat dan mengunjungi rumah penduduk. Desa yang berpenduduk kurang dari 100 KK ini memiliki tanah yang sangat subur. Keadaan alamnya masih sangat natural, belum tersentuh oleh bangunan mewah atau mall-mall. Sayang sekali, banjir kemarin memupuskan harapan para petani setempat untuk panen besar-besaran. Apabila kami melihat dengan kasat mata, Desa Ngadirejo sudah pulih. Tidak ada lagi genangan air di jalan-jalan, rumah-rumah sudah tidak lagi dipenuhi air, rakyat bisa hidup seperti sedia kala, namun, apabila kami menengok ke kanan dan ke kiri, semua sawah di desa Ngadirejo terendam air. Nie pun bisa melihat bekas banjir yang melanda Desa ini (see picture below).

Meskipun awalnya kami memiliki tanda tanya besar, apakah mereka, yang desanya sudah tidak digenangi air lagi, masih memerlukan bantuan, pada akhirnya kami sadar, bahwa ada satu bagian yang masih digenangi air, yaitu mata pencaharian mereka. Selama mereka masih belum bisa menuai panen dan menjual hasil panen mereka, selama itu pula mereka, yang mayoritas adalah petani, masih harus hidup dari bantuan sesamanya, antara lain kita.

Pukul 2 siang kami meninggalkan Desa Ngadirejo. Ya, meskipun badan kami lelah, kami bahagia dan puas, karena telah bisa membantu teman-teman yang membutuhkan.

Alhasil karena kecapean, sorenya Nie tidur 14 jam, dari jam 4 sore, sampai jam 6 pagi. Wakakakakkaka! (dasar kebo!)

Comments

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

Cold Feet

One of my closest friends is getting married tomorrow another one in May another one in November. and an ex-classmate is also getting married in April/May. and, I dreamed about getting married last night. I remember some months ago I was so enthusiastic with the idea of getting married. Although I knew that our relationship was not yet ready for that stage, I was so pushy to Stefy. I had asked him when exactly we would get married. Ah well, it was all the flashy things that I longed for. Right now, what I want is to avoid it! I am just not brave enough to throw myself into this new status. Don't get me wrong, I am probably just like any other girls out there who like the beautiful wedding gown, like to be made up, like to be the queen of the night. But, have you ever considered what would happen after you wave off the guests and head to your own home, starting your new chapter of life? or what would happen after the happy chappy honeymoon? Would we then live

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee