Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2007

Who's your hero?

Selesai baca novel Cintapuccino , Aku jadi termenung lama, cukup lama untuk kembali mencerna setiap scene kehidupanku, setiap kepingan cerita dalam kisahku dengan Mr. obsession,... Satu pertanyaanku, which one is better, to fight or to surrender? Atau, I will put it differently, yang mana yang lebih baik, menjadi pahlawan yang berjuang sampai titik darah penghabisan atau jadi pahlawan yang rela berkorban? The point is they are both heroes, but what kind of hero? Dalam cerita Cintapuccino , Raka menyerah begitu saja setelah tahu bahwa Nimo ternyata juga uda ‘ngefans’ ama Rahmi-nya sejak dulu, en Rahmi pun juga terobsesi akan Nimo selama sepuluh tahun. Raka menyerah. Dia ngerasa uda kalah duluan, kalah sebelum perang, menurutku. Tapi, bisa juga disebut rela berkorban. Dia rela Rahmi memilih dan mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya. On the other hand, Nimo yang ngga tau malu itu mengejar-ngejar Rahmi terus, berjuang sampai titik darah penghabisan, walaupun Rahmi udah bakalan bertunanga

Reach Your Dream

Don't just wish upon a star Seorang pemuda berusia dua puluh tahunan bermimpi suatu hari nanti ia menjadi seorang jutawan. Ia sepenuh sadar bahwa impian adalah sesuatu yang mampu membangkitkan motivasi dan memberikan arah bagi kehidupan setiap insan. Impian ini kemudian disampaikannya kepada sang kekasih. Beberapa waktu kemudian mereka menikah. Sayangnya tidak lama kemudian terjadi krisis ekonomi yang parah. Masa depresi besar tiba! Pasangan ini kemudian mengalami berbagai peristiwa menyedihkan dalam kehidupan mereka. Mulai dari kehilangan pekerjaan dan mobil, rumah yang digadaikan hingga tabungan yang kian menipis dari hari ke hari. Sang pemuda ini mengalami frustrasi luar biasa. Ia kerap duduk termenung seorang diri. Ia bahkan menyarankan agar istrinya meninggalkan dia. Ia merasa tidak mampu lagi menjadi suami yang baik. Ia merasa telah gagal dalam hidupnya. Siapa menduga sang istri justru tidak kehilangan harapannya sedikit pun? Sang istri yang penuh kasih sayang ini selalu dek

The Untold Story

Gue baru aja sembuh dari penyakit ketergantungan 'NIMO.' Fewh, untung aja. Dulu pas masih SMP, gw nge-fans banget ama drummer salah satu band lokal asal Jogjakarta. Nie beli kaset-kasetnya, trus kalo pas mereka konser ke Surabaya, kota kelahiran gw, pasti deh nonton dan duduk paling depan, of course buat ngecengin drummernya. Waktu pun berlalu dan gw masih tetap suka ama cowok ini. Dan gw tetaplah hanya fans sejati drummer ini. Tibalah saat kuliah, dan gw kuliah di luar negeri. Long story short,salah satu housemate gw pas gw kuliah adalah temen basket drummer band itu pas di Jogja dulu. Waaaah,… pucuk dicinta, ulam tiba!!! Gw bisa kenalan ama drummer ini, sebut aja namanya Rio . Awalnya dikenalkan lewat situs pertemanan, Friendster. Trus, berlanjut di dunia chatting, e-mail dan SMS. Finally, pas gw back for good ke Indonesia, gw telpon-telponan ama Rio. Seneng banget akhirnya bisa kenalan dan ngobrol-ngobrol ama tokohidola!! Nah, keliatannya ndak, dosa ya. Malah seharusnya ini

Enakan jatuh cinta 'pa marah-marah?

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya: " Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?" Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab: " Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak ." "Tapi..." sang guru balik bertanya, " lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus? " Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar Menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata: " Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendi

My little café

S udah lama Nie ndak ‘mengopeni’ blog Sisi Lain. Bukan karena malas, tapi emang lagi tidak ada inspirasi. Otak Nie lagi numb. Mungkin ini karena sibuk yang berkepanjangan. Hm, the same excuse again. But it’s true, Nie tuh jarang punya waktu seperti ini, bisa doing nothing, watching TV by myself and writing. Kadang, pulang kantor Nie langsung ngurusin kegiatain ini itu, atau malah jemput orang ini itu, atau having special moment dengan Stefy. Eh, penting lho itu! Hehehe,… Nie baru aja nonton TV series yang baru, One Tree Hill . Berkat rekomendasi dari saudari Putri, Nie membeli One Tree Hill Season One. Ceritanya bagus dan, of course, yang maen ganteng. Hehehhe,.. I like Lucas Scott. Di episode pertama, ditunjukin kalo nyokapnya Lucas Scott punya café, called Karen’s café. Dan, inilah café impian Nie. Dari dulu, Nie selalu membayangkan memiliki sebuah café yang cozy, seperti rumah sendiri. Terus di dinding-dindingnya ada rak-rak buku yang menjorok ke dalam, berisi buku-buku, mulai dari