Waktu doeloe Nie masih menjadi penghuni Die-Ka, pernah kami membahas topik 'integritas'. Apa sih Integritas itu? In my opinion, Intregitas is not only being yourself, tapi juga being true to yourself. Nah, tadi pagi, pas buka GMail, eh, ada e-Leadership yang lagi membahas masalah 'Integritas'.
Integritas dimengerti sebagai "completeness, wholeness, unified, dan entirety", semuanya merujuk pada keutuhan. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara perkataan dan perbuatan.
Sahabat Nie, Yakobus mendefinisikan integritas sebagai "sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun". Iman dan perbuatan adalah satu. Bahkan dari perbuatannya, orang lain dapat melihat imannya.
Integritas tidaklah sama dengan citra diri (image). "Image" adalah persepsi orang mengenai diri kita, sedangkan integritas adalah siapa diri kita sesungguhnya. Bila kita memusatkan seluruh daya upaya, pikiran, dan waktu untuk memperlihatkan sebuah "image" palsu kepada orang lain, kita berisiko kehilangan integritas.
Konsistensi antara perkataan dan perbuatan, sama seperti istilah TI yang disebut WYSIWYG (what you see is what you get). Jika orang lain mendapati inkonsistensi dalam perkataan dan perbuatan kita, mereka melihat kita sebagai orang yang munafik.
Trus, selaen itu, orang yang berintegritas tidak memiliki sesuatu yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Di kantor dia baek, di luar dia juga baek. Di rumah ibadah dia alim, di kantor dia juga alim.
So, Am I holding to my integrity? Hm,...
These next questions akan membantu kamu dalam mengukurintegritas kamu. Janganlah terlalu cepat menjawab setiap pertanyaan yang ada. Jika pengembangan karakter merupakan bidang kebutuhan yang serius dalam kehidupan kamu, mungkin kecenderungan kamu adalah membaca pertanyaan-pertanyaan itu sambil lalu, memberikan jawaban-jawaban yang menggambarkan bagaimana yang kamu angankan mengenai siapa kamu sesungguhnya. Luangkan waktu untuk merenungkan masing-masing pertanyaan itu dan mempertimbangkannya dengan jujur sebelum menjawab. Lalu upayakanlah bidang-bidang di mana kamu paling susah.
1. Seberapa baikkah saya memperlakukan sesama, andaikata saya tidak mendapatkan apa-apa?
2. Apakah saya transparan terhadap sesama?
3. Apakah saya mengganti peran sesuai dengan lawan bicara saya?
4. Apakah saya ketika di bawah sorotan dan ketika sendirian adalah orang yang sama?
5. Apakah saya segera mengakui kesalahan saya tanpa ditekan?
6. Apakah saya mendahulukan sesama daripada agenda pribadi saya?
7. Apakah saya mempunyai stkamur yang tetap untuk keputusan-keputusan moral, atau apakah keadaan yang menentukan pilihan-pilihan saya?
8. Apakah saya mengambil keputusan-keputusan sulit, sekamuinya pun itu mengandung pengorbanan pribadi?
9. Ketika ada sesuatu yang ingin saya bicarakan tentang sesama saya, apakah saya bicara langsung kepada yang bersangkutan, atau membicarakan tentang yang bersangkutan?
10. Apakah saya pertanggungjawabkan setidaknya kepada satu orang apa yang saya pikirkan, katakan, dan perbuat?
Sumber diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buku: Relationship 101
Judul bab : Pertumbuhan Hubungan
Penulis : John C. Maxwell
Penerjemah: Drs. Arvin Saputra
Penerbit : Interaksara, Batam Centre 2004
Halaman : 87 -- 88
Nah, semoga sekarang makin belajar untuk jadi orang yang berintegritas! Ndak bermuka dua. Ndak punya dua sisi, walaupun tetep harus baca Blog Sisi Lain :P
Integritas dimengerti sebagai "completeness, wholeness, unified, dan entirety", semuanya merujuk pada keutuhan. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara perkataan dan perbuatan.
Sahabat Nie, Yakobus mendefinisikan integritas sebagai "sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun". Iman dan perbuatan adalah satu. Bahkan dari perbuatannya, orang lain dapat melihat imannya.
Integritas tidaklah sama dengan citra diri (image). "Image" adalah persepsi orang mengenai diri kita, sedangkan integritas adalah siapa diri kita sesungguhnya. Bila kita memusatkan seluruh daya upaya, pikiran, dan waktu untuk memperlihatkan sebuah "image" palsu kepada orang lain, kita berisiko kehilangan integritas.
Konsistensi antara perkataan dan perbuatan, sama seperti istilah TI yang disebut WYSIWYG (what you see is what you get). Jika orang lain mendapati inkonsistensi dalam perkataan dan perbuatan kita, mereka melihat kita sebagai orang yang munafik.
Trus, selaen itu, orang yang berintegritas tidak memiliki sesuatu yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Di kantor dia baek, di luar dia juga baek. Di rumah ibadah dia alim, di kantor dia juga alim.
So, Am I holding to my integrity? Hm,...
These next questions akan membantu kamu dalam mengukurintegritas kamu. Janganlah terlalu cepat menjawab setiap pertanyaan yang ada. Jika pengembangan karakter merupakan bidang kebutuhan yang serius dalam kehidupan kamu, mungkin kecenderungan kamu adalah membaca pertanyaan-pertanyaan itu sambil lalu, memberikan jawaban-jawaban yang menggambarkan bagaimana yang kamu angankan mengenai siapa kamu sesungguhnya. Luangkan waktu untuk merenungkan masing-masing pertanyaan itu dan mempertimbangkannya dengan jujur sebelum menjawab. Lalu upayakanlah bidang-bidang di mana kamu paling susah.
1. Seberapa baikkah saya memperlakukan sesama, andaikata saya tidak mendapatkan apa-apa?
2. Apakah saya transparan terhadap sesama?
3. Apakah saya mengganti peran sesuai dengan lawan bicara saya?
4. Apakah saya ketika di bawah sorotan dan ketika sendirian adalah orang yang sama?
5. Apakah saya segera mengakui kesalahan saya tanpa ditekan?
6. Apakah saya mendahulukan sesama daripada agenda pribadi saya?
7. Apakah saya mempunyai stkamur yang tetap untuk keputusan-keputusan moral, atau apakah keadaan yang menentukan pilihan-pilihan saya?
8. Apakah saya mengambil keputusan-keputusan sulit, sekamuinya pun itu mengandung pengorbanan pribadi?
9. Ketika ada sesuatu yang ingin saya bicarakan tentang sesama saya, apakah saya bicara langsung kepada yang bersangkutan, atau membicarakan tentang yang bersangkutan?
10. Apakah saya pertanggungjawabkan setidaknya kepada satu orang apa yang saya pikirkan, katakan, dan perbuat?
Sumber diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buku: Relationship 101
Judul bab : Pertumbuhan Hubungan
Penulis : John C. Maxwell
Penerjemah: Drs. Arvin Saputra
Penerbit : Interaksara, Batam Centre 2004
Halaman : 87 -- 88
Nah, semoga sekarang makin belajar untuk jadi orang yang berintegritas! Ndak bermuka dua. Ndak punya dua sisi, walaupun tetep harus baca Blog Sisi Lain :P
Comments