Akhirnya seorang koruptor mengakui aib yang dilakukannya, dan mungkin inilah awal dari kejujuran koruptor-koruptor yang lain. Hopefully,...
Pak Sugeng Nuhhariyanto, seorang Lurah Karang Pilang, Surabaya, kemarin akhirnya blak-blakan sehubungan dengan tuduhan korupsi dana program Bantuan Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BKBBM). Jadi, tahun 2006 kemarin, pemerintah menyiasati kenaikan BBM ini dengan memberi bantuan, berupa uang sejumlah 300,000 untuk tiap KK (kepala keluarga).
Pas itu, Nie’ uda mikir, “ini mah ujung-ujungnya bakalan ada kasus korupsi.” Ternyata dugaan Nie ngga salah. Pak Lurah Sugeng ini adalah salah satu Lurah yang mengaku mengkorupsi uang BKBBM untuk rakyat. Applause for you, sir!
Mengapa Nie’ menganggap kasus ini spesial, lebih spesial dari kasus korupsi bulog-nya Widjanarko? Karena Pak Lurah satu ini ngaku kenapa dia korupsi. “Menurut Sugeng, uang tersebut digunakan untuk kepentingan hiburan semata. Bukan untuk kepentingan keluarga maupun membangun rumah atau membeli barang.” (dikutip dari Jawapos, Senin, 30 April 2007). Hebat! Pak, pak, uang yang sampeyan korupsi itu buat beli beras keluarga, untuk beli susu anak-anak, dan untuk membiayai pengobatan istri yang terus aja hamil.
Lebih hebatnya lagi, uang yang dipakai Pak Sugeng untuk hiburan, alias dikorupsi, berjumlah 98 JUTA. Alamak, buat hiburan apa itu ya? Kalo di Belanda, dibawa ke Holland Casino, mungkin bisa untuk supply dua hari, bahkan mungkin pulangnya bisa berlipat ganda, atau kalo ‘didonasikan’ ke Red Light District, malah bisa untuk bikin kartu abonemen atau discount card. Gila, di Indonesia, being a Lurah, uang 98 JUTA itu dibuat apa?? *Nie’ ngomel-ngomel sendiri* Apa istrinya pake Louis Vuiton? Apa anaknya pengen dibeliin I-Pod? Atau dia lagi terobsesi beli Smartphone yang ada fitur 3G?
Ini hanya Pak Lurah Sugeng, ordinary man yang mungkin nggak pernah tau apa itu mobil Lamborghini, 3G, or TV flat-screen. Gimana coba dengan ‘teman-teman’ Pak Lurah Sugeng yang punya kursi-kursi di DPR, or MPR, or Kabinet? Berapa ratus milyar atau triliun yang mereka korupsi?
Sadarkah mereka, bahwa satu tas Louis Vuiton yang mereka belikan untuk istri atau selingkuhan tercinta is equal to supply beras untuk penduduk satu kampung? Sadarkah mereka bahwa mobil baru keluaran Jepang yang mereka kendarai hari ini is more or less worth the cost for milk for babies in the rural areas in Indonesia?
Goblok kamu, Nie, jelas-jelas mereka belum sadar! Lha wong ini polisi Surabaya masih mencari teman-temannya Pak Lurah Sugeng, maling-maling ayam, yang ikut-ikutan korupsi!
Ayo, siapa yang mau menyusul Pak Lurah Sugeng, untuk bikin testimony ke publik bahwa mereka korupsi? Nie’ janji deh, pasti akan Nie’ tulis di blog ini.
Pak Sugeng Nuhhariyanto, seorang Lurah Karang Pilang, Surabaya, kemarin akhirnya blak-blakan sehubungan dengan tuduhan korupsi dana program Bantuan Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BKBBM). Jadi, tahun 2006 kemarin, pemerintah menyiasati kenaikan BBM ini dengan memberi bantuan, berupa uang sejumlah 300,000 untuk tiap KK (kepala keluarga).
Pas itu, Nie’ uda mikir, “ini mah ujung-ujungnya bakalan ada kasus korupsi.” Ternyata dugaan Nie ngga salah. Pak Lurah Sugeng ini adalah salah satu Lurah yang mengaku mengkorupsi uang BKBBM untuk rakyat. Applause for you, sir!
Mengapa Nie’ menganggap kasus ini spesial, lebih spesial dari kasus korupsi bulog-nya Widjanarko? Karena Pak Lurah satu ini ngaku kenapa dia korupsi. “Menurut Sugeng, uang tersebut digunakan untuk kepentingan hiburan semata. Bukan untuk kepentingan keluarga maupun membangun rumah atau membeli barang.” (dikutip dari Jawapos, Senin, 30 April 2007). Hebat! Pak, pak, uang yang sampeyan korupsi itu buat beli beras keluarga, untuk beli susu anak-anak, dan untuk membiayai pengobatan istri yang terus aja hamil.
Lebih hebatnya lagi, uang yang dipakai Pak Sugeng untuk hiburan, alias dikorupsi, berjumlah 98 JUTA. Alamak, buat hiburan apa itu ya? Kalo di Belanda, dibawa ke Holland Casino, mungkin bisa untuk supply dua hari, bahkan mungkin pulangnya bisa berlipat ganda, atau kalo ‘didonasikan’ ke Red Light District, malah bisa untuk bikin kartu abonemen atau discount card. Gila, di Indonesia, being a Lurah, uang 98 JUTA itu dibuat apa?? *Nie’ ngomel-ngomel sendiri* Apa istrinya pake Louis Vuiton? Apa anaknya pengen dibeliin I-Pod? Atau dia lagi terobsesi beli Smartphone yang ada fitur 3G?
Ini hanya Pak Lurah Sugeng, ordinary man yang mungkin nggak pernah tau apa itu mobil Lamborghini, 3G, or TV flat-screen. Gimana coba dengan ‘teman-teman’ Pak Lurah Sugeng yang punya kursi-kursi di DPR, or MPR, or Kabinet? Berapa ratus milyar atau triliun yang mereka korupsi?
Sadarkah mereka, bahwa satu tas Louis Vuiton yang mereka belikan untuk istri atau selingkuhan tercinta is equal to supply beras untuk penduduk satu kampung? Sadarkah mereka bahwa mobil baru keluaran Jepang yang mereka kendarai hari ini is more or less worth the cost for milk for babies in the rural areas in Indonesia?
Goblok kamu, Nie, jelas-jelas mereka belum sadar! Lha wong ini polisi Surabaya masih mencari teman-temannya Pak Lurah Sugeng, maling-maling ayam, yang ikut-ikutan korupsi!
Ayo, siapa yang mau menyusul Pak Lurah Sugeng, untuk bikin testimony ke publik bahwa mereka korupsi? Nie’ janji deh, pasti akan Nie’ tulis di blog ini.
Comments