Skip to main content

My Beloved Prince Charming


Ternyata pacar idamanku bukan dia,...

Sering kita bilang seperti ini, setelah lama berpacaran dengan seseorang. Mungkin kalimat ini adalah bentuk penyesalan secara implicit. Kita kadang mendambakan pacar yang berkecukupan, meaning dompet, tanpa mengenal musim, selalu tebal; bensin di mobil selalu terisi penuh. Ada juga yang punya pacar idaman yang sama-sama tukang ngoceh. ”Kalo gue dapet cowok yang diem, bisa mati busuk gue. Bayangin, gue yang cablak gini, trus pacar gue sedingin es. Aduh, nggak banget deh!” Itulah komentar salah seorang teman.

“Kalo gue pengen banget dapet cowok yang sabar dan bisa ngemong gue. Gue kan tukang marah, emosian, kalo pacar gue emosian, wah bisa ancur tuh!” Kalo yang ini, komentar Nie puluhan tahun yang lalu (cie,.. kayak ya udah setua apa aja.)

Ternyata pacar idaman tidak selalu menjadi kenyataan. Of course, it is fair enough, karena kita bukan Tuhan. Kita ngga bisa ngatur-ngatur seenaknya. Tapi, kadang, pacar yang selalu kita idam-idamkan tidak selalu turn out to be our prince charming yang bakal menemani kita untuk hidup happily ever after. In the end, pacar idaman itu ternyata bukan tipe yang cocok dengan kita.

Tidak perlu melihat ke kanan atau ke kiri, lihat aja Nie. Dulu, Nie sangat ingin punya pacar yang sabar. HARUS! Syarat itu kayaknya uda harga mati. Kenapa? Karena Nie orangnya emosian, meledak-ledak dan moody (fewh, what a combination!). Trus, Nie berasal dari keluarga yang sama meledak-ledaknya dengan Nie. Terutama bokap yang tukang ledak (baca: sering emosian). So, Nie, sangat tidak mau punya pacar, yang akan menjadi pendamping hidup Nie, yang emosian, tukang marah, tukang ngomel, moody, jahat,... etc.

Impian tinggalah impian. Akhirnya Nie pun takluk (yaiks, bahasanya) oleh pesona (aduh,.. apa sih bahasanya nih!) Bang Stefy. Padahal Bang Stefy bukan orang yang sabar, dia juga tukang ngomel. Malah kadang lebih cerewet dari Nie.

Lha, kenapa kamu milih dia, donk, Nie? Katanya mo cari yang sabar??

Nie pernah deket dan didekati oleh cowok-cowok yang sabar, yang sangat kebapakan dan selalu bisa tenang, damai, aman dan sentosa walaupun Nie sudah senewen dan marah-marah. Akhirnya Nie tau bahwa Nie ngga cocok dengan cowok-cowok seperti ini. Kenapa? Karena Nie cenderung jadi tukang ngatur kalo ketemmu dengan cowok-cowok sabar nan lemah lembut (baca: pendiam). Nie suka jengkel kalo cowok ngga punya suara dan suka ngikut aja.

Akhirnya, Nie pun terkiwir-kiwir (baca: terpikat) dengan Bang Stefy. Yang walaupun dia cerewet, tukang ngomel, kadang-kadang suka be-te (seperti akyu!), kalo marah nakutin, tapiiii,... dia selalu rasional, bijaksana, dan bisa mengontrol emosi. Nie jadi respect dengan orang seperti dia. Walaupun dia sering ngomel, tapi dia ngomel kalo emang Nie salah atau lagi nakal. Dia juga bisa be-te, tapi kalo dia be-te, emang ada sebabnya yang logis. Dan Nie pun jadi bisa menghargai dan menerima dia. Dan, akhirnya Nie ngga lagi jadi tukang ngatur, kadar Be-Teisme berkurang, dan lebih nurut.

Seorang temen akhirnya memilih dengan pria yang pendiam, padahal dia memimpi-mimpikan pria yang suka debat, cerewet dan bisa mengimbangi kecablakan dia. ”Gue ngga bisa, Nie, ma dia (cowok yang cerewet). Abisnya, tiap kali gue ngomong, selalu dipotong dan didebat abis-abisan ma dia. Mana dia ngga pernah mau kalah! Rese!” begitu jelasnya ketika Nie tanya kenapa kok menikah dengan Mr. Silent, daripada si cerewet yang adalah temen kuliahnya dulu.

So, siapakah cowok idamanmu? Punya kriteria cowok idaman boleh, tapi jangan mau dibutakan oleh kriteria itu, karena bisa jadi bukan cowok seperti itulah yang akan menemanimu seumur hidupmu, menghadapi suka dan duka, sakit atau sehat, selama-lamanya.

Ah, apa sih, Nie? Kok jadi Romantic MODE: ON?

Bole donk, kan bentar lagi Valentine :D

Comments

Anonymous said…
Aku trauma dgn cowo, semuanya brengsek.. makanya aku ga mau pacaran ama cowo.. *ya iya laaa*

Happy -almost- Valentine's day..

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

Cold Feet

One of my closest friends is getting married tomorrow another one in May another one in November. and an ex-classmate is also getting married in April/May. and, I dreamed about getting married last night. I remember some months ago I was so enthusiastic with the idea of getting married. Although I knew that our relationship was not yet ready for that stage, I was so pushy to Stefy. I had asked him when exactly we would get married. Ah well, it was all the flashy things that I longed for. Right now, what I want is to avoid it! I am just not brave enough to throw myself into this new status. Don't get me wrong, I am probably just like any other girls out there who like the beautiful wedding gown, like to be made up, like to be the queen of the night. But, have you ever considered what would happen after you wave off the guests and head to your own home, starting your new chapter of life? or what would happen after the happy chappy honeymoon? Would we then live

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee