Di kala deadline sedang mengejar-ngejar, seorang teman membagikan link menarik: http://fuckyeahalays.tumblr.com/%20
Pertamanya Oma kira mirip dengan Nicetry, but it is actually very different. Website ini adalah sebuah website yang mengolok-olok atau menertawakan ke-alay-an para alay.
Apabila Anda belum tahu apa itu Alay, Alay adalah Anak Layangan, atau kalo menurut KasKus, Alay = ABG Katro, atau kalo menurut Oma, Alay adalah ABG Lebay.
Honestly, I was really surprised to look at this reality. Ngga nyangka aja kalo anak ABG sekarang berubah banget dari jaman dulu.
Mungkin karena dulu teknologi belum secanggih sekarang. Dulu juga belum ada yang namanya Facebook, Twitter atau YouTube.
Ternyata anak-anak sekarang berani-berani, not as in pemberani, tapi lebih ke NEKAD. Melihat foto-foto mereka yang vulgar, ngga heran ada kasus hilangnya anak-anak remaja, entah dibawa lari oleh para Oom-oom, atau melarikan diri bersama pangeran tampannya.
Foto dengan bibir yang dimanyunkan
Foto dengan tang-top warna putih
Foto dengan pose yang sok seksi.
Atau dengan pose yang benar-benar membahayakan seperti ini.
Dan bukan hanya remaja cewek yang banci tampil di Social networking sites, tapi juga para pria, dengan gaya-gaya yang ajaib pula
Dengan boxer yang sok cute
Atau dengan rambut bermodel aneh dan dicat warna aneh
Oma jadi bertanya-tanya, maksud mereka melakukan hal-hal ini apa ya?
Apakah mereka kekurangan media untuk berekspresi? Apakah mereka ingin numpang terkenal, pengen beken seperti artis-artis sinetron itu? Cari sensasi? Atau hanya ikut-ikutan?
Apapun alasannya, Oma rasa, fenomena Alay di Internet ini harus diberi perhatian khusus. Bukan, Oma tidak menyarankan PERMEN PAHIT untuk diterapkan, Oma sangat-sangat tidak setuju dengan peraturan aneh itu. Tapi, para ABG ini harus diberi nasehat, diberi tahu apa yang boleh dilakukan di Internet dan apa yang tidak boleh.
Siapa yang harus melakukan ini?
Orang tua, of course. Namun, kadang orang tua sering dianggap kuper, ketinggalan jaman atau kampungan oleh anak-anaknya. So, harapan kedua adalah para pendidik, alias guru-guru. Mengeluarkan anak dari sekolah karena menulis kata-kata kasar di Facebook, atau menulis complain tentang gurunya, kurang dianjurkan. Sebaiknya mereka ini harus diberi perhatian lebih, dituntun, dan diberitahu mana yang baik dan mana yang salah.
Maka dari itu, guru-gurunya juga harus gaul donk! Jangan mau kalah sama alay-alay ini :)
Kalau mau dapetin tips tentang bagaimana para pendidik harus bersikap terhadap murid-muridnya, atau kalau para orang tua mau tau cara mendidik ABG, ini, Oma kenal orang yang ahli di bidang ini. Namanya Ibu Sinta. Ibu Sinta ini is my wonderful mom. Beliau adalah kepala sekolah sekaligus konselor keluarga dan pendidikan. Monggo kalo mau dikontak atau diwawancara. Beliau sudah beberapa kali menangani kasus yang berhubungan dunia per-facebook-an di sekolah dimana beliau mengajar.
Dan untuk para alay, ini ada tips dari Mbak Nez yang menurut Oma sangat-sangat bagus. Buat yang punya anak yang masih ABG atau saudara atau kenalan, silahkan forward link ini: Tips untuk Adik-adik ABG yang Manis.
Pertamanya Oma kira mirip dengan Nicetry, but it is actually very different. Website ini adalah sebuah website yang mengolok-olok atau menertawakan ke-alay-an para alay.
Apabila Anda belum tahu apa itu Alay, Alay adalah Anak Layangan, atau kalo menurut KasKus, Alay = ABG Katro, atau kalo menurut Oma, Alay adalah ABG Lebay.
Honestly, I was really surprised to look at this reality. Ngga nyangka aja kalo anak ABG sekarang berubah banget dari jaman dulu.
Mungkin karena dulu teknologi belum secanggih sekarang. Dulu juga belum ada yang namanya Facebook, Twitter atau YouTube.
Ternyata anak-anak sekarang berani-berani, not as in pemberani, tapi lebih ke NEKAD. Melihat foto-foto mereka yang vulgar, ngga heran ada kasus hilangnya anak-anak remaja, entah dibawa lari oleh para Oom-oom, atau melarikan diri bersama pangeran tampannya.
Foto dengan bibir yang dimanyunkan
Foto dengan tang-top warna putih
Foto dengan pose yang sok seksi.
Atau dengan pose yang benar-benar membahayakan seperti ini.
Dan bukan hanya remaja cewek yang banci tampil di Social networking sites, tapi juga para pria, dengan gaya-gaya yang ajaib pula
Dengan boxer yang sok cute
Atau dengan rambut bermodel aneh dan dicat warna aneh
Oma jadi bertanya-tanya, maksud mereka melakukan hal-hal ini apa ya?
Apakah mereka kekurangan media untuk berekspresi? Apakah mereka ingin numpang terkenal, pengen beken seperti artis-artis sinetron itu? Cari sensasi? Atau hanya ikut-ikutan?
Apapun alasannya, Oma rasa, fenomena Alay di Internet ini harus diberi perhatian khusus. Bukan, Oma tidak menyarankan PERMEN PAHIT untuk diterapkan, Oma sangat-sangat tidak setuju dengan peraturan aneh itu. Tapi, para ABG ini harus diberi nasehat, diberi tahu apa yang boleh dilakukan di Internet dan apa yang tidak boleh.
Siapa yang harus melakukan ini?
Orang tua, of course. Namun, kadang orang tua sering dianggap kuper, ketinggalan jaman atau kampungan oleh anak-anaknya. So, harapan kedua adalah para pendidik, alias guru-guru. Mengeluarkan anak dari sekolah karena menulis kata-kata kasar di Facebook, atau menulis complain tentang gurunya, kurang dianjurkan. Sebaiknya mereka ini harus diberi perhatian lebih, dituntun, dan diberitahu mana yang baik dan mana yang salah.
Maka dari itu, guru-gurunya juga harus gaul donk! Jangan mau kalah sama alay-alay ini :)
Kalau mau dapetin tips tentang bagaimana para pendidik harus bersikap terhadap murid-muridnya, atau kalau para orang tua mau tau cara mendidik ABG, ini, Oma kenal orang yang ahli di bidang ini. Namanya Ibu Sinta. Ibu Sinta ini is my wonderful mom. Beliau adalah kepala sekolah sekaligus konselor keluarga dan pendidikan. Monggo kalo mau dikontak atau diwawancara. Beliau sudah beberapa kali menangani kasus yang berhubungan dunia per-facebook-an di sekolah dimana beliau mengajar.
Dan untuk para alay, ini ada tips dari Mbak Nez yang menurut Oma sangat-sangat bagus. Buat yang punya anak yang masih ABG atau saudara atau kenalan, silahkan forward link ini: Tips untuk Adik-adik ABG yang Manis.
Comments