Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2013

Transition: Meet the Parents

In life, change is inevitable. Kadang perubahan itu adalah sesuatu yang baik, tapi kadang kita berubah menjadi lebih negatif. Namun baik buruknya sebuah perubahan, itu sangat tergantung standard apa yang digunakan. Perantauan saya ke negeri kincir angin membawa banyak sekali perubahan. Dalam hal kedisiplinan, pola pikir, makanan, gaya hidup, dan masih banyak lagi. Kadang perubahan ini bisa dinilai oleh 'orang timur' seperti Indonesia, sebagai suatu hal yang buruk. Contohnya beberapa tahun lalu, setelah beberapa tahun tidak pulang kampung, saya pulang ke Indonesia. Hari Minggu, saya ikut ke gereja bersama kedua orang tua saya. Selama di Belanda, saya ke sebuah gereja presbyterian yang open pada semua jenis kalangan dari latar belakang apapun. Sangat santai. Bahkan di musim panas, pendetanya pun akan berkhotbah dengan menggunakan polo shirt, celana pendek, dan sandal jepit. Worship leadernya bertato dan rambutnya gondrong! So, kira-kira bisa bayangin kan, waktu saya d...

Transition: Stock Sinar Matahari

Setelah lebih dari 8 tahun hidup merantau di negeri orang, pulang ke rumah, ke negeri dimana saya dilahirkan, bukanlah hal yang mudah. Benar, saya bicara bahasanya, saya mengerti budayanya, saya memiliki keluarga dan teman-teman di Indonesia, tetapi sedikit banyak saya mengalami tantangan untuk kembali menjadi seorang warga negara Indonesia.  Beberapa postingan selanjutnya akan saya isi dengan cerita-cerita menarik, kadang lucu, kadang menyebalkan, tentang pengalaman saya kembali ke Surabaya, setelah hidup 8 tahun di Belanda. Saya akan awali transition the series dengan cerita tentang kesukaan saya dengan matahari. At least, selama saya hidup di Belanda. Belanda adalah negara dengan 4 musim, dengan jumlah musim panas paling sedikit dibanding musim-musim lainnya. Di musim panas pun, hujan, badai dan hujan es pun bisa terjadi. Suhu bisa panas banget sampai 38C dan bisa dingin sampai 15C. So, kalo melihat matahari dan langit yang biru, semua orang Belanda, plus o...

Ramuan Penangkal Flu

Health is a choice. Learn how to choose it. Hari ini saya akan sedikit sok menjadi ahli kesehatan.  Kemarin saya ngobrol di Line dengan food blogger and photographer dari Surabaya, Jie, yang ternyata lagi ngga enak badan. Flu-ish alias deman-demam kayak mau flu gitu. Saya kasih beberapa resep "ramuan-ramuan" andalan keluarga saya, yang sudah diuji keampuhannya. Dan ternyata, Jie belum pernah dengar tips ini sebelumnya. Keluarga saya adalah keluarga yang tidak suka minum obat. Kalau sakit, obatnya tidur, minum air putih yang banyak, dan membuat ramuan penangkal flu ini.  Buat kalian yang lagi flu atau merasa ngga enak badan, mungkin bisa dicoba resep ramuan-ramuan berikut ini: 1. Jahe coklat Minuman ini sangat ampuh untuk yang lagi pilek, demam, atau masuk angin. Di Jawa Tengah, khususnya di Salatiga, wedang jahe coklat ini adalah minuman wajib di warung-warung pinggir jalan. Yang lebih menarik, minuman ini mirip dengan minuman dari Spanyol/Mexico...

Breakfast in Bed a la Hollywood

Thanks banget buat respon kalian semua atas tulisan saya kemarin. Ngga nyangka, masih ada pembaca setia dari blog-blog saya sebelumnya! Dan ternyata benar Ega lho, menulis itu nagih. Tadi pagi saya sudah langsung mikir, kira-kira malam ini nulis apa yaaa. Speaking of tadi pagi, tadi pagi saya mendapat kejutan istimewa! Begitu saya melek mata, ada yang masuk bawa secangkir kopi, roti mantau, corned beef dan omelet. Seperti adegan film hollywood gitu. Well, kalau di adegan-adegan film Hollywood, biasanya ceweknya yang masuk ke kamar membawakan breakfast in bed. Hehe, kali ini suami saya. Harap maklum. Selama 13 tahun bersama, ini kali pertama saya diperlakukan seperti ini! Bahkan di hari valentine, atau hari anniversary jadian di bulan Maret kemarin, tidak ada hal romantis apapun yang dilakukan Stefy. Di tengah usaha saya untuk bangun dari dunia mimpi, pelan-pelan saya berpikir, hari apakah ini? Dalam rangka apa saya dijamu breakfast in bed. Hari ini tanggal 10 Agustus. Hari Sabtu...

Apakah mimpimu masuk akal?

Sudah lama saya ‘mati suri’ dalam dunia menulis. Bagi penggemar setia blog saya, dulu mulai SMA, kuliah, dan waktu masih kerja di Indonesia, pasti rajin memaja blog Free Prayer atau Cerita Si Oma. Mulai dari curhatan anak SMA tentang cinta, persahabatan, sampai merambah dunia politik, ekonomi dan masalah-masalah sosial dan agama. Dulu saya rajin menulis. Setiap kejadian, setiap perasaan, pasti ingin dituangkan dalam sebuah tulisan. Suami saya dulu juga sering dapat kiriman-kiriman puisi dari saya. Beberapa saat lalu dia tiba-tiba nyeletuk “kamu kok sudah ngga pernah nulis puisi lagi?” Hari ini, di hari terakhir liburan Lebaran di Indonesia, saya berhasil duduk (baca:  ndlosor ) di belakang laptop dan menulis. Bukan menulis report buat kantor, buat kejar deadline translate paper, tapi hanya menulis, seperti dulu lagi. Salah satu motivasi terbesar saya untuk menulis lagi adalah Bung Ega dan Nulis Buku , yang tidak bosan-bosannya menanyakan kapan buku saya diselesaikan....