Skip to main content

Breakfast in Bed a la Hollywood

Thanks banget buat respon kalian semua atas tulisan saya kemarin. Ngga nyangka, masih ada pembaca setia dari blog-blog saya sebelumnya! Dan ternyata benar Ega lho, menulis itu nagih. Tadi pagi saya sudah langsung mikir, kira-kira malam ini nulis apa yaaa.

Speaking of tadi pagi, tadi pagi saya mendapat kejutan istimewa! Begitu saya melek mata, ada yang masuk bawa secangkir kopi, roti mantau, corned beef dan omelet. Seperti adegan film hollywood gitu. Well, kalau di adegan-adegan film Hollywood, biasanya ceweknya yang masuk ke kamar membawakan breakfast in bed. Hehe, kali ini suami saya. Harap maklum.

Selama 13 tahun bersama, ini kali pertama saya diperlakukan seperti ini! Bahkan di hari valentine, atau hari anniversary jadian di bulan Maret kemarin, tidak ada hal romantis apapun yang dilakukan Stefy.

Di tengah usaha saya untuk bangun dari dunia mimpi, pelan-pelan saya berpikir, hari apakah ini? Dalam rangka apa saya dijamu breakfast in bed. Hari ini tanggal 10 Agustus. Hari Sabtu. Tidak ada yang spesial.

Sesaat sebelum saya menyuapkan mantau polos yang masih panas ke dalam mulut saya, saya memandang Stefy dan bertanya "wah, dalam rangka apa ini?" Saya tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran.

"Ngga ada kok. Yuk dimakan!" Cuma begitu jawabnya.

Saya kunyah-kunyah mantau putih, lalu dengan garpu, saya masukkan corned beef ke dalam mulut. Masih bingung.

Secangkir kopi yang mengepul-ngepul saya raih dari meja di sebelah ranjang kami. Saya minum beberapa teguk, berusaha untuk make sense of everything.

"Beneran nih ngga ada apa-apa?" Saya bertanya dengan nada bercanda, padahal sebenarnya saya masih sangat penasaran.

Pikiran saya melayang pada adegan-adegan film Hollywood yang menyajikan cerita-cerita yang alurnya antara lain seperti ini: seorang pria akan melakukan hal yang manis dan romantis pada pasangannya karena: 1. dia telah melakukan kesalahan besar sebelumnya, dan setelah melakukan hal yang manis, dia berencana untuk mengaku dosa dan meminta maaf; atau karena 2. dia ingin meminta sesuatu pada sang pasangan, misalnya ada adegan dimana sang aktor ingin mengatakan bahwa mama sang aktor akan berkunjung dan menginap, padahal sang aktor tahu istrinya tidak suka dengan si mama mertua.

Selama beberapa menit, saya mencoba menganalisa, kira-kira kesalahan apa yang telah Stefy lakukan, atau apa yang ingin Stefy minta.

Lima menit. Sepuluh menit. Satu jam. Lima jam. Dan sekarang sudah hampir 15 jam yang lalu. Tidak ada yang aneh. Tidak ada perminta maafan. Tidak ada pengakuan dosa. Tidak ada permohonan. Semuanya normal.

Ternyata tadi pagi hanyalah sebuah breakfast in bed yang tulus. Titik. Tidak ada motif apapun.

Dengan ini, saya ingin mengajukan request kepada Bapak Stefy, kalau bisa breakfast in bed ini dijadikan sebuah kegiatan rutin dalam rumah tangga kita. Dengan pembagian tugas yang sama seperti tadi pagi. Terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

Cold Feet

One of my closest friends is getting married tomorrow another one in May another one in November. and an ex-classmate is also getting married in April/May. and, I dreamed about getting married last night. I remember some months ago I was so enthusiastic with the idea of getting married. Although I knew that our relationship was not yet ready for that stage, I was so pushy to Stefy. I had asked him when exactly we would get married. Ah well, it was all the flashy things that I longed for. Right now, what I want is to avoid it! I am just not brave enough to throw myself into this new status. Don't get me wrong, I am probably just like any other girls out there who like the beautiful wedding gown, like to be made up, like to be the queen of the night. But, have you ever considered what would happen after you wave off the guests and head to your own home, starting your new chapter of life? or what would happen after the happy chappy honeymoon? Would we then live

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee