Skip to main content

“Siapa suruh datang Jakarta?”

Buset, akhirnya saya kembali ke tanah air tercinta, Surabaya, kota Pahlawan. Badan saya kayaknya bener-bener harus di-massage abis-abisan. Mulai hari Rabu, kemacetan ibukota sudah jadi makanan rutin. Kayaknya nggak bisa kamu berdoa untuk tidak terjadi kemacetan. Saya yakin Tuhan itu ada, tapi kayaknya Tuhan udah capek ngurusin kemacetan jakarta dan ngebiarin itu terjadi.

Bisa jadi Tuhan tuh mau melatih kesabaran manusia. Kali ye?

Hm, bisa dibilang saya ini mengadu nasib di Jakarta. Saya lagi cari-cari kerja di Jakarta. Lho kok? Iya, saya udah ga betah nganggur. Padahal dulu janjinya mau sebulanan gitu nganggur dan ngelaukin hal-hal yang sosial (dus, bukan sok sial :P) or bantu-bantu gereja ngapaainn gitu. Tapi saya ini kok jadi bingung, mo ngapain di rumah. Jadi senewen sendiri.

Akhirnya saye putuskan untuk hubungi orang-orang di jakarta yang saya kenal ataupun orang yang ngga saya kenal tapi dikenalin via-via, ah tapi saya kan bisa pura-pura sok kenal. Udah deh, mulailah saya planning trip saya ke Jakarta.

Ke jakartanya ini dibarengin ama Bang Tepy. Kata Mbak Anita ini pre honey moon. Dodol! Pre honey moon dari hongkong? Hahahah,.. in my ideal honey moon, there won’t be any TRAFFIC JAM. Trus di honey moon saya, adanya palm trees bukan asap kendaran bermotor dan motor-motor yang serobot sana sini. It is right that I would like to go to a tropical place for my honey moon, tapi nggak yang penuh dengan gedung-gedung pencakar langit. FYI, kami menginap di rumah keluarga kami masing-masing, yang lucunya sama-sama di Pondok Indah dan lebih ngakaknya lagi, ternyata tante-tante kami ini satu gereja dan sepupu-sepupu kami saling kenal. Wakaakak,… God you are so funny!

Dimulai dengan ke CIKARANG. Ini sebuah broadcasting company gitu. Huiii,.. seru banget!! Bayangin,.. gw liat tempat syuting, camera2, trus bermacam2 hal-hal yang berhubungan dengan entertainment. Duluu banget saya punya desire untuk kerja di tempat-tempat kayak gini. Ah,.. aku jadi mau deh kerja di sini!! Tapi saya masih mikir-mikir, karena kerjaan saya ini jauuuh banget dari dunia Intellectual capital and Knowledge Management.

Tyus besoknya ke Universitas Binus. Ini nih lebih ke ngomongin deal ngelakuin project bareng. Jadi bukan ngelamar kerjaan. Finally, hari terakhirnya, saya ke Uni Bunda Mulia, nah,.. ini sebenernya saya Cuma mo nemuin orang. Saya disuruh ama dosen saya di belanda. Eh,.. tapi tiba-tiba dia nawarin saya jadi Marketing manager. Nah lho?? Kan bingung??

Saya masih mikir-mikir. Karena Jakarta itu padat. Jakarta itu ganas. Dan lagi, kalo saya ke Jakarta, saya harus membangun lagi hidup saya di dunia yang strange, yang baru. Saya harus ninggalin keluarga, ninggalin Bang Tepy, ninggalin Intellectual Capital project saya yang di Surabaya.

While saya mikir-mikir, saya kasih gossip seru aja deh ya! Gini,.. cowok yang duluu pernah saya sebut-sebut sebagai orang yang saya pernah saya ngefans, yang temennya temen saya, tiba-tiba menghubungi saya lagi. Dan setelah dia tau saya di indo, dia menghubungi saya beberapa kali. Dan pas di Jakarta, dia ngajakin ketemuan. Huuu,.. untung ngga jadi!! Kalo jadi pun, saya pasti ajak Bang Tepy untuk nemuin dia. Tenang,.. saya sudah bisa resist the temptation, kok!

Hm,.. gossip apa lagi ya? Oh iya,.. cerita lucu aja!! Lina Susanti,.. tau kan? Nah, saya ketemu dia di airport kemarin sabtu, pas saya mo balik ke Surabaya. Wakakak,.. lucu banget! Bisa kebetulan gitu. Akhirnya Lina bisa ketemu secara live ama Bang Tepy, yang konon kata Lina dulu kayak Vaness-nya F4 (Nggak relaaaa!!!)

Khusus cerita buat Golda en Nita,.. virus JT sudah semakin berkurang dari kehidupan abang saya. Mulai lega. Musik yang didengerin lebih ke arah “sehat”. Ketika saya sudah mulai bahagia sekaligus lega karena nggak harus ngomongin masalah “aneh” ini ke dia, tiba-tiba saya mendengar ringtone “senorita” (JT) dari HPnya, dan parahnya itu ringtone khusus kalo saya telpon dia.

Terdiam. Membisu. Tidaaak,.. saya sudah mau menangis (yes, literally!)!!!!

Dan di mall dia membeli CD lagu, ada artis indo gitu yang JT WANNA BE BUangeetzz!!! Saya langsung lemeesss. Ya ampooon Golda,.. saya kayaknya butuh kamu buat curhat masalah ini!! Saya lebih rela dengerin korea-korea kamu daripada JT.

Eh, eh,.. saya kemarin sempet keceplos ngomong kalo saya benci boysband, benci cowok muka boysband. Saya sempet cerita omongan saya ma Elvin, kalo suruh pilih Wolverine pa Cyclops, saya pilih Wolverine (apart from his butt, ya phien!), trus kalo suruh pilih Johnny Depp ma Orlando Bloom, saya pilih Bang Johnny (tapi kalo anaknya Gerald Kelly yang kayak Orland Bloom, hueee, saya tidak menolak!! Heheheh, bener gak dita?). Jadi dia tau, Gol, kalo saya benci boysband. Trus, saya sempet cerita dandanan cowok-cowok belanda yang suka sok JT, dan saya ngerasa itu aneh. Hm,.. semoga dia nyambung ya,.. hehehehhe :P

Sekarang udah di Surabaya lagi, masih sibuk mikirin nasib ke depan. Ah, teman-teman doain ya.

Comments

Unknown said…
niaaa.. yg tabah.. yg sabar.. pelan2 aja.. ingat kata2mu pd saya di posting sebelumnya,... "dont rush.." :)

kmu posting yg aku tangkep kok nada stress ya... ya ampun ibu.. jgn stress.. plis jgn stress.. dont let that #@!%& city influence you even further..!
R.e.t.h said…
Hahahahaha...kalo dibaca dari postingan ini ketangkep kalo dirimu mosting sambil stress tingkat tinggi tuh ya? Hihihi..sabar say, let God lead you the way ^^

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

Cold Feet

One of my closest friends is getting married tomorrow another one in May another one in November. and an ex-classmate is also getting married in April/May. and, I dreamed about getting married last night. I remember some months ago I was so enthusiastic with the idea of getting married. Although I knew that our relationship was not yet ready for that stage, I was so pushy to Stefy. I had asked him when exactly we would get married. Ah well, it was all the flashy things that I longed for. Right now, what I want is to avoid it! I am just not brave enough to throw myself into this new status. Don't get me wrong, I am probably just like any other girls out there who like the beautiful wedding gown, like to be made up, like to be the queen of the night. But, have you ever considered what would happen after you wave off the guests and head to your own home, starting your new chapter of life? or what would happen after the happy chappy honeymoon? Would we then live

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee