“You are wrong if you think we are building small mall”
or something similar. Nie lupa apa statement yang pasti, but, di papan iklan di depan sebuah gedung pencakar langit, ada tulisan kayak gitu. So, the owner of that mall to-be stated kalo mereka ga akan bikin mall yang ecek-ecek, instead, akan ada giant mall baru di Jakarta, which probably could be a new cause of flood in Jakarta.
Kok mereka ga mikir ya. Bikin mall baru tuh berarti meniadakan sebuah lahan, yang maybe in the past adalah taman, atau pohon-pohonan atau taman liar. Bikin mall baru tuh berarti mengusir bapak-bapak, ibu-ibu, dan adik-adik yang mungkin dulu tinggal (secara liar) di situ, atau di sekitar daerah itu.
I could talk for ages about this topic. Tapi, seriously, kenapa orang-orang kaya di Jakarta gak mikir untuk bikin ‘Kensington Garden’ atau ‘Vondel Park’ di Jakarta. Dimana orang-orang bisa jalan-jalan di situ, kalo pagi bisa lari-lari di situ (to decrease the number of obesity in Indonesia). Thus, polusi udara bisa ditekan, globa warming bisa dihindari, dan kemungkinan banjir juga berkurang. Another possibility, kenapa businessmen di Jakarta ga bikin rumah susun, atau budget apartment untuk homeless people. Kenapa harus mall gitu lho?
Bukankah dengan mengijinkan dibangunnya mall-mall baru, gedung-gedung apartment yang baru, dan daerah perumahan elite, akan membuat jurang pemisah makin besar? Katanya Pak SBY mau menekanan kemiskinan di Indonesia, yang notabene makin lama, makin parah? Orang-orang P7MN ( Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-pasan Malah Nombok) – pinjem singkatan dari buku ‘IbegYourPrada’ – bakal end up tinggal di deket rel kereta api, lorong-lorong kumuh, atau daerah deket-deket jembatan. Trus orang-orang middle class, terutama kaum hawa, bakal selalu mendongak ke atas, selalu ngeliat toko-toko sekelas Biyan, Mango, X M L, Zara, walaupun kocek tidak mencukupi, dan lupa menunduk, melihat ke bawah, dimana ada anak-anak yang sudah seminggu cuma makan nasi dan garam, atau malah cuma bubur cair yang harus di-share bareng adik-adiknya.
While I am now crticizing those rich people yang bangun-bangun mall dan gedung-gedung tinggi di Jakarta, Nie diingatkan kalo bapaknya si Bang Tepy tuh juga malang melintang di dunia bangunan, alias developer. Hm, Oom, lain kali please consider to build a garden kali ye.
or something similar. Nie lupa apa statement yang pasti, but, di papan iklan di depan sebuah gedung pencakar langit, ada tulisan kayak gitu. So, the owner of that mall to-be stated kalo mereka ga akan bikin mall yang ecek-ecek, instead, akan ada giant mall baru di Jakarta, which probably could be a new cause of flood in Jakarta.
Kok mereka ga mikir ya. Bikin mall baru tuh berarti meniadakan sebuah lahan, yang maybe in the past adalah taman, atau pohon-pohonan atau taman liar. Bikin mall baru tuh berarti mengusir bapak-bapak, ibu-ibu, dan adik-adik yang mungkin dulu tinggal (secara liar) di situ, atau di sekitar daerah itu.
I could talk for ages about this topic. Tapi, seriously, kenapa orang-orang kaya di Jakarta gak mikir untuk bikin ‘Kensington Garden’ atau ‘Vondel Park’ di Jakarta. Dimana orang-orang bisa jalan-jalan di situ, kalo pagi bisa lari-lari di situ (to decrease the number of obesity in Indonesia). Thus, polusi udara bisa ditekan, globa warming bisa dihindari, dan kemungkinan banjir juga berkurang. Another possibility, kenapa businessmen di Jakarta ga bikin rumah susun, atau budget apartment untuk homeless people. Kenapa harus mall gitu lho?
Bukankah dengan mengijinkan dibangunnya mall-mall baru, gedung-gedung apartment yang baru, dan daerah perumahan elite, akan membuat jurang pemisah makin besar? Katanya Pak SBY mau menekanan kemiskinan di Indonesia, yang notabene makin lama, makin parah? Orang-orang P7MN ( Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-pasan Malah Nombok) – pinjem singkatan dari buku ‘IbegYourPrada’ – bakal end up tinggal di deket rel kereta api, lorong-lorong kumuh, atau daerah deket-deket jembatan. Trus orang-orang middle class, terutama kaum hawa, bakal selalu mendongak ke atas, selalu ngeliat toko-toko sekelas Biyan, Mango, X M L, Zara, walaupun kocek tidak mencukupi, dan lupa menunduk, melihat ke bawah, dimana ada anak-anak yang sudah seminggu cuma makan nasi dan garam, atau malah cuma bubur cair yang harus di-share bareng adik-adiknya.
While I am now crticizing those rich people yang bangun-bangun mall dan gedung-gedung tinggi di Jakarta, Nie diingatkan kalo bapaknya si Bang Tepy tuh juga malang melintang di dunia bangunan, alias developer. Hm, Oom, lain kali please consider to build a garden kali ye.
Comments
btw rasanya bukan "small mall" nie, tp "new mall". itu rasanya plaza indonesia yg direnovasi.. or senayan city, or whatever gw ga apal xD
Iya juga..clive juga sekarang lg developing a villa complex di Gili..<= pengakuan dosa..
Hanya saja, kita build eco friendly villas..., hoping imbas yg kita bikin agak bisa di minimized...and mo merintis trend pembangunan eco buildings di Indo.. but still..maafkan lah kami..
Isrina