Skip to main content

Lupa

Bukan hanya kalangan opa dan oma saja yang bisa dan pernah lupa. Kita yang masih muda, bahkan yang masih umur belasan atau duapuluhan bisa saja terserang ‘penyakit’ lupa.

Dulu waktu Nie masih SD pun sudah sering lupa, dan maminya Nie tidak terima kalo Nie bilang “Lupa, Mi.“ Apalagi kalo untuk hal-hal yang berhubungan dengan ulangan atau barang yang hilang. “Lupa, Mi, ditaruh dimana“ atau “Lupa rumusnya“ adalah jawaban yang paling sering Nie ucapkan, padahal Nie tau mami ngga suka. Hm, mungkin karena gampang ya bilang lupa?

Ternyata, banyak sekali cerita seru, memalukan ataupun menggelikan seputar penyakit ‘lupa’ini.

Temen Nie, berinitial FK, emang dikenal sebagai Tukang Lupa mulai dari masa kuliahnya. FK bercerita pas dulu dia kuliah sering banget dia bolos kuliah, bukan karena dia malas, tapi karena dia lupa. Yang paling berkesan adalah pas semua teman-teman satu jurusan lagi bersiap-siap untuk menuju ke kelas selanjutnya, FK malah lenggang kangkung pulang ke rumah dan TIDUR. Sorenya, teman-temannya menemukan FK di kamar kos dan ketika ditanya, FK bilang “lupa!“

Setelah bekerja, penyakit lupanya juga belum pulih. Hampir setiap kali pulang dari kantor atau akan berangkat ke kantor, FK akan ketinggalan atau kelupaan sesuatu: piring makan, sandal, buku, handphone atau dompet. Beberapa minggu lalu, FK kelupaan membawa materi siaran radio dan dia baru sadar ketika dia sudah berada di station radio tersebut, saat sedang counting down untuk ON AIR.

Geleng-geleng kepala, kan? Ternyata ada orang yang bisa lupa sebanyak itu.

Kalo Maminya Nie suka ngomel karena Nie pakai alasan lupa, ternyata, mami juga punya kebiasaan lupa. Tapi yang ini agak unik, mami suka lupa omongan dia. Jadi gini, misalnya mami sekarang lagi cerita tentang kerjaan. Lalu tiba-tiba ada yang panggil atau misalnya pas di resto, tiba-tiba pelayannya datang membawa makanan. Ketika akan menyambung omongan, Mami akan blank, lupa dengan apa yang diomongkan sebelumnya.

Hal ini tidak hanya terjadi sekali ataupun dua kali, tapi sering banget. Jadi kita sebagai lawan bicaranya harus benar-benar menyimak, kalau tidak, bisa get lost sendiri atau lebih parahnya lagi, Nie sebagai anak, sering diaccused tidak memperhatikan :(

Nah, kalo Mami, yang makin lama usianya makin uzur, boleh-boleh saja lupa. Kalo Nie yang sering lupa, nah, ini bahaayaaa…

Suatu pagi Nie dengan semangat 45 bangun pagi dan aerobic salsa di kamar. Wah, berkeringat banget deh! But, woops, uda jam 8 lewat! Harus buru-buru nih! So, Nie decided untuk take a mandi, walaupun Nie hanya punya waktu 15-20 menit. So, Nie mandilah! Keramas dan gosok-gosok badan, as usual. Setelah keramas pakai shampoo, Nie memutuskan untuk pakai conditioner, biar rambut halus, lembut dan wangi. Apalagi conditioner baru ini ada anti UV-nya (gitu sih promosinya!)

Singkat cerita, Nie sudah ada di kantor, dengan rambut masih agak-agak basah. Pas Nie lagi mau iket rambut, diikat ekor kuda, Nie merasa kok rambut Nie agak-agak lengket. Nie pikir, ah, mungkin ini karena baru selesai mandi dan tadi kan, pake conditioner. Jadi mungkin ini efek kelembutan conditioner baru itu. Namun, Nie tiba-tiba jadii feeling nggak enak. Long story short, beberapa kali Nie pegangin rambut, to check, Nie merasa ada yang janggal. Jangan-jangan,…Hm,..

So, Nie decided untuk pulang dan membilas rambut ini kembali. Dan ternyata benar, saudara-saudara, Nie belum bilas rambut Nie setelah pakai conditioner tadi .Gosh,.. Nie, lupa!!

Doh, malu banget, nggak sih? Waktu itu Nie berniat nggak kasih tahu siapa-siapa, tapi akhirnya ketahuan juga, karena Nie balik ke kantor dengan rambut basah (lagi). Malunaaa!!

Dari kejadian-kejadian yang happened di seputar kehidupan Nie, ada juga kejadian ‘lupa’ yang Nie baca di majalah Femina. I nominated this story as the worst ‘Lupa’ story ever. Here it goes…

Ibu Naning (sebut saja gitu) ini curhat, bahwa dia hobi banget lupa. Ada tiga cerita lupanya dia, namun cerita ketiganya ini yang Nie anggap paling parah. Jadi Bu Naning nih pas muda, dia kuliah di Surabaya. One day, dia mau nganterin temennya dia, cowok, yang sakit flu parah, ke dokter yang jaraknya lumayan. Dalam perjalanan, Bu Naning ni nyadar kalo kehabisan bensin. So, mereka stop di salah satu gas station. Pas mereka stop, temen cowoknya ini turun dari boncengan, dan Bu Naning lagi pasang aksi untuk isi bensin. Eh, ternyata bensin yang dicari Bu Naning lagi nggak ada. So, Bu Naning langsung berinisiatif untuk cari bensin di gas station selanjutnya.

Bu Naning mengemudikan motornya, mencari gas station. Sepanjang perjalanan, Bu Naning ngajakin ngobrol temen cowoknya, curhat mulai masalah kuliah, temen-temen, sampai masalah cinta. But, Bu Naning mulai ngerasa aneh, kenapa temennya nih dari tadi kok diem mulu, kok ngga jawab apa-apa. Pas Bu Naning noleh ke belakang, ternyata,.. walaah,… temennya ketinggalan di pom bensin yang tadi. Langsung deh, Bu Naning balik ke pom bensin itu dan ternyata temennya itu uda pulang balik ke tempat kosnya, JALAN KAKI.

Alhasil, Bu Naning disiwak (dimusuhin) ama temennya ini selama beberapa hari, terjadi aksi diam, gitu.

*ngakak*

Nah, so what is your story? Ada nggak sih kejadian lupa yang bikin kalian sendiri ngakak, atau bikin orang lain ngakak? Mau diceritakan, ya monggo, atau mau diingat-ingat lalu diketawakan sendiri dalam hati, ya silahkan.

But, whatever your story is, lupa akan selalu terjadi. Namun, bisa kok kita hindari. Kayak Nie yang suka lupa dimana naruh barang, Nie sekarang benar-benar berusaha untuk selalu mengembalikan barang pada tempatnya, even a very simple thing kayak pulpen, yang sebenernya nggak dosa kalau ditaruh di sembarang tempat. Atau accessories. Nie pecinta accessories, dan kadang kalau udah pulang malam, dan capek banget, Nie suka malas taruh anting-anting atau gelang ke kotaknya. Tapi sekarang, Nie HARUS taruh semuanya kembali ke tempatnya.

Comments

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

Cold Feet

One of my closest friends is getting married tomorrow another one in May another one in November. and an ex-classmate is also getting married in April/May. and, I dreamed about getting married last night. I remember some months ago I was so enthusiastic with the idea of getting married. Although I knew that our relationship was not yet ready for that stage, I was so pushy to Stefy. I had asked him when exactly we would get married. Ah well, it was all the flashy things that I longed for. Right now, what I want is to avoid it! I am just not brave enough to throw myself into this new status. Don't get me wrong, I am probably just like any other girls out there who like the beautiful wedding gown, like to be made up, like to be the queen of the night. But, have you ever considered what would happen after you wave off the guests and head to your own home, starting your new chapter of life? or what would happen after the happy chappy honeymoon? Would we then live

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee