Skip to main content

Call me Lucky!

Kira-kira siapa yang paling beruntung di dunia ini?

Tiba-tiba pertanyaan ini popped up di kepala Nie. Entah atas dasar iri atau hanya sekedar bertanya, Nie pengen tau siapa sih yang paling beruntung di dunia ini. Mungkin karena banyak sekali orang-orang di sekitar Nie yang bisa Nie kategorikan ‘beruntung’.


Contohnya Mr. A yang berpendidikan tinggi di luar negeri, dapat pekerjaan di negara tempat dia berkuliah, dan sebentar lagi akan menikah dengan wanita yang paling dia cintai untuk kemudian kembali ke negara tersebut and live happily ever after.
Wuih,.. bikin iri!

Atau Ms. B yang sekarang bekerja di negara tetangga dengan penghasilan yang membuat koleksi tas Gucci-nya makin lengkap. Memang dia belum punya pasangan, tapi dia sangat menikmati hidupnya yang baru twenty something. Going out, shopping, excellent job and also excellent social life! What could be better than that?!


Or my favorite figure, seseorang yang Nie adore. Di usianya yang tergolong muda, Ibu satu ini sudah punya bisnis di sana sini. Bisnis yang terlihat saja sudah lebih dari tiga, apalagi bisnis yang tidak terlihat! Ada gossip beliau punya bisnis salon, butik, sampai jual beli tanah. Ibu ini sangat fashionable, menarik, berkhasrisma, very smart, dan of course, wealthy! Suaminya sangat mature dan well-known, punya job yang mantap. Walaupun tadi Nie bilang usianya masih tergolong muda, Ibu satu ini sebenarnya sudah tidak pantas lagi disebut muda, yet, beliau sangat outgoing. Konon, beliau adalah seoarang partygoer sejati! Begitu rumornya. Pokoknya hidupnya perfect, menurut Nie!

Hm, siapa ya yang paling beruntung?

Jadi teringat omongan nyokap. Semenjak Nie kecil, beliau selalu bilang gini:

Kita tidak perlu kaya raya. Tidak perlu punya mobil sepuluh, rumah mewah, dan bisa keliling luar negeri setiap bulan. Asal kita sehat, itu sudah cukup! Kesehatan itu tidak bisa dibeli dengan uang. Asalkan anak-anak mami sehat, mami sudah senang!


Terus beliau juga pernah bilang:

Melihat anak-anak mami tumbuh, lulus
kuliah, punya pekerjaan, hidup mapan, punya keluarga yang harmonis, dan, of course, cinta Tuhan, sangat membahagiakan! Semua ini membuat mami menjadi orang paling beruntung sedunia!


Akhirnya, Nie membuat kesimpulan kalau beruntung atau tidak beruntung itu tergantung bagaimana kita melihatnya. Ada orang yang kaya raya, yang uangnya melimpah ruah, tapi merasa tidak beruntung karena hidupnya selalu tercekam, diliputi rasa takut – takut kehilangan hartanya, takut tidak ada yang mencintai dia – kesepian atau sakit-sakitan. Yet, ada orang yang, yeah,… pas-pasan hidupnya (pas ngga ada duit, ada yang nraktir atau pas lagi sakit, ada temen yang ternyata dokter, jadi bisa check-up gratisan, heheheh….), tapi dia merasa sangat beruntung karena punya istri dan anak-anak yang suayaaang banget sama dia. Mereka hidup sederhana, tapi dalam kesederhanaan itu mereka malah saling membangun. Mereka semua sehat wal afiat. So, yeah, menurut mereka itulah keberuntungan!

Bagaimana hidup Anda? Kalau Anda sudah merasa beruntung, ya, syukur, tapi kalau Anda merasa belum beruntung, atau malah Anda merasa terlahir sebagai makhluk yang gagal, tidak layak dan a loser (or even a double loser!), nah, cobalah untuk melihat little positive sparks in your life.

Pernah denger ngga text seperti ini:


Kalau Anda bisa makan hari ini, berarti Anda beruntung, karena ada jutaan orang yang tidak bisa makan hari ini dan mereka pergi tidur dengan empty stomach.

Kalau Anda merasa lelah sepulang dari kerja, Anda beruntung, karena ada jutaan orang yang tidak punya pekerjaan atau yang baru saja dipecat dari pekerjaan mereka.


Kalalu Anda masih memiliki sehelai kasur untuk meletakkan badan dan melepas lelah, bersyukurlah, karena Anda adalah orang yang beruntung, sebab ada jutaan orang yang melepas lelah di atas aspal atau bangku-bangku taman
.


And many more similar sentences,….


Pasti ada something positive sparks in your life, karena Tuhan menciptakan semuaaaa orang sempurna adanya. Yap,… the good news is that you are NOT a failure – you are the best creature.
Congratulation, you are the luckiest person in the world!

Comments

Anonymous said…
wonderful writing for this bright morning :) Masalahnya manusia itu kadang serakah, instead of bersyukur dgn apa yg didapat, malah iri dengan rumput tetangga yg (keliatannya aja) lebih hijau.

Aku juga setuju dgn Mama ce Nia, health is not everything, but everything means nothing without it ..

Happy weekend.. :)
Oma Nia said…
Benar banget! tidak usah manusia yg laen, manusia satu ini masih suka iri - terutama di saat ini saya lagi ngidam beli Apple. huh! kenapaaaa mahaaaal?? *kok mulai ngga sinkron ama topik awal???*

thanks for dropping by! jgn lupa janji dating qta hr jum'at ya :D

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee

Pluralism: My Version

plu`ral-ism (-noun) condition in which minority groups participate in society, yet maintain their distinctions. Today is Chinese New Year. Being Indonesian-Born-Chinese (IBC), my family has always been taking part in this celebration. No, we were not really doing the rituals, but as a child, I always had fun hunting Hung Bao (small amount of money put in an red envelop). Another memory about Chinese New Year is it was the time when my favorite cousines came from Malang. We would play; and they would possibly have sleepover. It was my childhood. However, I cannot recall what happened when I was slightly older. But I still remember that my mom told me to be an Indonesian. She would say "Nia, you are not Chinese. You are Indonesian." Or she would remind me that I have to respect Indonesian people in spite of their attitude toward ethnic Chinese. She said "We have a confusing story. If we would say we are Chinese, we would be kicked out from this country. Thus we would prob