Sebuah pertunjukan menghebohkan, lebih heboh dari Broadway, kemarin digelar di Indonesia. Lokasinya di Gedung DPR. Nama pertunjukkannya Sidang Paripurna.
Bukannya bangga, saya ngenes, malu, dan sedih.
Dan tidak hanya itu yang membuat saya sedih, saya sedih karena, quoted from @wimar – twitter account-nya Pak Wimar Witoelar, Metro TV sekarang sudah sedikit berubah haluan. Metro TV menjadi biased. Saya jadi bertanya, apakah Metro TV sudah ‘dibeli’? Atau mereka sudah takut untuk tampil beda?
Tampil beda. Adakah dari kita yang berani tampil beda di jaman sekarang? Tampil beda yang saya maksud adalah menjadi terang ditengah kegelapan, menjadi putih di tengah-tengah hitam, menjadi manusia di tengah-tengah drakula. Berintegritas ditengah-tengah corrupted generation.
Integritas. Suatu kata yang mungkin sudah semakin langka. Ada baiknya kita buka kamus dan melihat arti kata Integritas. Inilah arti kata integritas yang saya temukan:
Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain.
Walk the talk. Itulah konklusi yang saya ambil dari definisi di atas.
Kalau kata @paulocoelho di tweetnya kemarin malam (2 Maret 2010): Don’t say No if you want to say Yes. Don’t say Yes if you want to say No. And Maybe is for people who don’t want to commit. If you are not sure, just keep silent.
Berintegritas, gampang kah? Kalau dari definisi di atas, menurut saya berintegritas tidak gampang. Saya sendiri tidak yakin saya sudah melakukannya dengan baik. Tapi at least saya berusaha.
At least saya tidak lempar palu ke muka orang yang tidak saya suka.
At least saya tidak teriak-teriak, atau mendorong-dorong kolega saya dengan cara yang menjurus ke anarkis.
At least saya tidak bisa dibeli dengan uang untuk mengatakan hal-hal yang saya tahu tidak benar.
At least saya belum pernah disuruh bos saya untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani.
At least, saya belum pernah mencuri uang, apalagi yang belakangnya ada tulisan M atau T.
Dan at least, saya rasa saya belum pernah berbahagia di atas penderitaan orang lain.
Bagaimana dengan Anda?
Semoga juga belum, dan tidak pernah, ya.
Bukannya bangga, saya ngenes, malu, dan sedih.
Dan tidak hanya itu yang membuat saya sedih, saya sedih karena, quoted from @wimar – twitter account-nya Pak Wimar Witoelar, Metro TV sekarang sudah sedikit berubah haluan. Metro TV menjadi biased. Saya jadi bertanya, apakah Metro TV sudah ‘dibeli’? Atau mereka sudah takut untuk tampil beda?
Tampil beda. Adakah dari kita yang berani tampil beda di jaman sekarang? Tampil beda yang saya maksud adalah menjadi terang ditengah kegelapan, menjadi putih di tengah-tengah hitam, menjadi manusia di tengah-tengah drakula. Berintegritas ditengah-tengah corrupted generation.
Integritas. Suatu kata yang mungkin sudah semakin langka. Ada baiknya kita buka kamus dan melihat arti kata Integritas. Inilah arti kata integritas yang saya temukan:
Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain.
Walk the talk. Itulah konklusi yang saya ambil dari definisi di atas.
Kalau kata @paulocoelho di tweetnya kemarin malam (2 Maret 2010): Don’t say No if you want to say Yes. Don’t say Yes if you want to say No. And Maybe is for people who don’t want to commit. If you are not sure, just keep silent.
Berintegritas, gampang kah? Kalau dari definisi di atas, menurut saya berintegritas tidak gampang. Saya sendiri tidak yakin saya sudah melakukannya dengan baik. Tapi at least saya berusaha.
At least saya tidak lempar palu ke muka orang yang tidak saya suka.
At least saya tidak teriak-teriak, atau mendorong-dorong kolega saya dengan cara yang menjurus ke anarkis.
At least saya tidak bisa dibeli dengan uang untuk mengatakan hal-hal yang saya tahu tidak benar.
At least saya belum pernah disuruh bos saya untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani.
At least, saya belum pernah mencuri uang, apalagi yang belakangnya ada tulisan M atau T.
Dan at least, saya rasa saya belum pernah berbahagia di atas penderitaan orang lain.
Bagaimana dengan Anda?
Semoga juga belum, dan tidak pernah, ya.
Comments