Skip to main content

17-an yang sesungguhnya


Apa makna tujuh belasan buat kalian? Apa hanyalah sebuah repeated event yang terjadi setiap tahunnya, tanpa ada lagi makna dan rasa?

Tahun ini berbeda buat Oma, karena tahun ini adalah tahun dimana Oma menyadari apa yang hilang dari tujuh belasan di era millennium ini; yang membedakan tujuh belasan sekarang dari tujuh belasan di abad 19-an.

Seperti yang dulu pernah kita pelajari, saat kita masih manis-manisnya duduk di bangku SD, pahlawan yang telah gugur mendahului kita telah mengorbankan harta, bahkan nyawa mereka untuk membela bangsa dan negara Indonesia. Hingga ada kata ‘Merdeka!’ Pahlawan-pahlawan itu rela mengorbankan apa saja, meninggalkan anak istri, meninggalkan harta, dan berjuang sampai titik darah penghabisan.

Bandingkan dengan sekarang?

Coba sebutkan satu saja orang, petinggi di Indonesia, yang Anda yakini, 100%, rela mengorbankan apa saja untuk bangsa dan negara Indonesia: mengorbankan harta benda, keluarga, bahkan nyawa?

Jujur, Oma belum menemukannya. Ada satu-dua kandidat, tapi apakah Oma 100% yakin? Not really.

Lihatlah polah tingkah bapak-bapak petinggi yang terhormat sekarang ini. Adakah dari mereka yang rela mengorbankan harta untuk bangsa dan negara? Yang ada malah mereka mengorbankan dan merugikan orang lain untuk mendapatkan harta sebanyak-banyaknya.

Meninggalkan anak istri? Yang ada malah anak istri ikut kecipratan ‘berkat’. Tidak jarang malah istri dan gaya hidupnya yang menjadi pemicu, juga anak yang bergaya hidup sok-keren-karena-bokap-gue-pejabat.

Mengorbankan nyawa? Huh! Sudah ngga jaman! Lihat aja Munir, dia kehilangan nyawa, tapi yang menghargai dan mengenang dia lebih sedikit dibanding yang menghargai dan mengenang Alm. Soeharto.

Jadi, siapakah pahlawan masa kini? Dan apa kriteria untuk bisa disebuh pahlawan masa kini?

Akankah tolak ukur ‘rela mengorbankan harta dan nyawa’ masih up-to-date?

Anyway, Happy Tujuh Belasan! Kiranya pikiran dan hati nurani kita dimerdekakan, sehingga mulai sekarang kita bisa menentukan sikap untuk menjadi generasi penerus yang benar-benar rela berjuang untuk bangsa dan Negara.

Merdeka!


p.s. I love the pics!

Comments

Popular posts from this blog

God's Plan for My Slippers

Look at my cute slippers! Lucu banget, kan!  Slippers ini diberikan sebagai oleh-oleh, dari seorang sahabat yang pada saat itu baru pindah ke New Zealand . Kalau saya tidak salah, 4 atau 5 tahun lalu slippers ini diberikan. Saya adalah orang yang practical . Boro-boro pakai slippers di rumah, sandal jepit biasa pun tidak! Di dalam rumah, kami biasa nyeker alias tidak pernah pakai sandal. Jadi si slippers domba Selandia Baru yang baru ini resmi menjadi penunggu lemari baju. Setelah Axl lahir dan beranjak sedikit dewasa, slippers ini ditemukan tanpa sengaja. Axl suka sekali dan kerap memainkan slippers ini. Namun lagi-lagi, setelah beberapa minggu, si domba kembali menjadi penunggu lemari. Anak balita itu sangat gampang bosan! Sampai 1 bulan yang lalu. Di salah satu tempat ngantor saya yang baru, saya harus bekerja di ruangan yang super dingin! Tiba-tiba, saya teringat akan slippers domba ini! Ternyata benar, slippers ini bisa menghangatkan kaki saya dengan sempurna. D...

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho...

The Bright Side

Always look at the bright side of life - Monty Phyton This song has been sung during the Olympics closing ceremony last year; and this has been my cheer up song ever since. Thus, referring to my earlier blog about how I was not happy with the way we got married, well, I tried to look back and to see the bright side of that circumstance. So if I could share a few things, which might be helpful to you, who are in the middle of preparing a wedding, here they are: 1. Wedding dress I was really happy with my wedding dress. I love the designer, Fifi Firianty , which was very helpful and very professional, and of course her work is stunning. From the first time I met her, I knew there was a click. So, if you look for a designer, who has a European style, please do consider her.  But just some tips, make sure you ask to have you dress fitted one day before the wedding. I had it measure 3 days before the wedding, but in the last 3 days, I ate almost nothing. So this dress...