Skip to main content

Potty Training: Semangat Santai

Memang menulis itu butuh ketekunan. Lihat saja, baru masuk hari ke-13, saya sudah bolong berapa kali! 
Potty training juga membutuhkan ketekunan yang tinggi. Menurut saya, potty training bukan melulu 'tugas' sang anak untuk bisa buang air di toilet, tetapi juga kerja sama orang tuanya untuk mendukung serta mempersiapkan lingkungan yang mendukung.

Jujur, yang lebih takut adalah saya saat topik potty training ini mulai muncul di beberapa artikel atau buku yang saya baca. Saya tidak yakin mampu untuk tekun dan tidak patah semangat.

Waktu itu Axl sudah memasuki usia 2 tahun. Untungnya di sekolah, potty training sudah di kenalkan dari awal Axl sekolah, sekitar usia 1,5 tahun (well, sekolahnya Axl bukan sekolah serius kok, saya akan coba bahas di postingan selanjutnya). Di sekolah, usia berapapun anaknya, tidak diijinkan pakai pampers. Pasti lah 'bocor' dimana-mana, tetapi di situlah anak-anak mulai belajar untuk buang air di saat dan tempat yang seharusnya.

Awalnya, saya mencoba untuk mengikuti kebiasaan ini. Jika di rumah, Axl tidak mengenakan pampers, tetapi saya ganti dengan Training Pants (celana dalam yang ada lapisan tambahan di area tempat pipisnya. Tujuannya supaya kalau pipis tidak langsung bocor tetapi anak sudah bisa merasa basah). Jika bepergian jauh atau lama dan saat tidur, Axl tetap pakai pampers. Yeah, di sinilah letak kemalasan Mamanya Axl.

Ada beberapa alasan yang membuat saya malas:
  1. Jika bepergian ke tempat umum, mall atau makan di kaki lima, tempat buang air seringnya tidak memadai atau higenis. Saya paling anti dengan toilet umum
  2. Saat bepergian dan Axl harus buang air saat di mobil, ini sangat merepotkan
  3. Pada waktu tidur, ah please, I need my beauty sleep! Rasanya baruuu saja bisa tidur pulas tanpa harus breastfeeding tengah malam, masak harus terganggu lagi waktu tidurku!
Tuhan memang baik. Di kala Mamanya malas, ternyata Axl memiliki inisiatif yang tinggi. Dia sendiri yang meminta untuk tidak lagi pakai pampers! 
Setelah berhasil tidak pakai pampers saat bermain di rumah, Axl kemudian bisa tidak pakai pampers saat bepergian. Lalu dilanjutkan dengan saat tidur siang. Target saya, di saat Axl unur 3 tahun, akan saya mantapkan niat untuk tidak pakai pampers waktu malam.
Ternyata, suatu hari, pampers Axl yang biasanya habis. Akhirnya, saya menemukan pampers cadangan merek murmer yang saya beli iseng-iseng. Saat dipakaikan, Axl langsung protes, "ndak enak!" Malam itu dia tidak mau pakai pampers. Of course Mamanya panik! Hampir semalaman tidak tidur. Hasilnya? Ya tentu saja Axl ngompol!
Besoknya, langsung beli stok pampers yang biasa. Eh si anak kecil ini, tidak mau lagi pakai pampers, bilang "pakai celana dalam saja!" 
Ya, di sinilah titik baliknya! Dan sejak saat itu, Axl tidak pernah lagi pakai pampers. Mamanya Axl berhasil melakukan potty training tanpa usaha yang boleh dibilang signifikan 🤗 Tuhan benar-benar sayang sama saya kayaknya!
Ini ada beberapa tips supaya usaha potty training Anda dilancarkan:
  1. Expect to fail. Entah benar atau salah, tetapi pemikiran ini membuat saya tidak over-expectation dan tidak kecewa jika terjadi kecelakanan di sana-sini. Intinya, santai saja. Dibawa asyik gitu! Saya rasa hampir tidak ada balita yang bisa langsung sukses potty training. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan 
  2. Biasakan buang air di waktu atau jam tertentu. Saya selalu membiasakan Axl untuk pipis sebelum bepergian, sebelum tidur dan bangun tidur. Buang air besar ini yang agak susah untuk dikondisikan. Tapi jika Axl sudah mulai sering buang angin, saya akan sedikit 'paksa' dia untuk buang air besar
  3. Bawa dan siapkan 'perlengkapan perang'. Bawa baju ganti kemanapun kalian pergi bersama si kecil. Selain itu, bawa botol kosong (untuk anak cowok. Untuk anak cewek, apa ya? Saya belum ada pengalaman.) sehingga jika tiba-tiba ingin pipis dimana tidak ada akses ke toilet, bisa dilakukan di dalam botol. Siapkan juga perlengkapan di kamar tidur, seperi perlak, sprei anti ompol, piayama, handuk, lap atau kain dan tentunya pispot.
  4. Roleplay. Di awal-awal tidur malam tanpa pampers, saya dan Axl suka bermain roleplay: Mama pura-pura tidur dan Axl pura-pura pengen pipis dan membangunkan Mama. Ini bermanfaat sekali buat kami!


Saya ucapkan semangat dan sukses buat para Mama dan Papa yang akan memasuki periode potty training! 

Comments

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

Cold Feet

One of my closest friends is getting married tomorrow another one in May another one in November. and an ex-classmate is also getting married in April/May. and, I dreamed about getting married last night. I remember some months ago I was so enthusiastic with the idea of getting married. Although I knew that our relationship was not yet ready for that stage, I was so pushy to Stefy. I had asked him when exactly we would get married. Ah well, it was all the flashy things that I longed for. Right now, what I want is to avoid it! I am just not brave enough to throw myself into this new status. Don't get me wrong, I am probably just like any other girls out there who like the beautiful wedding gown, like to be made up, like to be the queen of the night. But, have you ever considered what would happen after you wave off the guests and head to your own home, starting your new chapter of life? or what would happen after the happy chappy honeymoon? Would we then live

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee