Seru abieZ! Heheh,.. bukan glennya. Beberapa pembaca setia 'sisi lain' mungkin pernah dengan kalau Nia kurang suka Glenn. Tapi kenapa hayoo nonton Glenn?? Berubah alirankah??
Bukan. Kemarin ini, rencananya ngasih tiket surprise buat Si Stefy (From now on, he didn't want me to call him Bang, kesannya kayak orang2 desa, katanya!). Tapi karena malam sebelumnya kami bertengkar (stupid me!), akhirnya surprise itu lebih terkesan seperti seremoni hukuman mati. Aku ngasih amplop berisi tiket dengan hati yang deg-degan. Semalaman aku ga bisa tidur, mikirin, "Mati,.. gimana ya? dia masih mau nonton konsernya ga ya?" Dan pas si Stefy uda menerima amplop berisi tiket nonton GLENN FREDLY (gitu lhoo!!), dia diam dan tersenyum sinis.
Jrep! Jrep!
Hatiku hancur.
Kata-kata selanjutnya adalah,.. "Buat apa ini? Sayang-sayang uang!"
Dengan nada yang membuat saya ingin mengambil rencong dan menghunuskannya pada hati saya. Tes! Air mata menetes.
Long story short, pergilah kami bersama-sama, bergandeng tangan, dan dengan langkah yang menyeret karena pengen bermanja-manja, menonton konser Glenn Fredly di Van Java Cafe. Kami sudah baikan. Despite acara gondok-gondokkan yang berlangsung hari Selasa malam dari jam 9-12 malam dan berlanjut sampai ke hari rabu pagi sampai siang. Dan juga despite 'surprise'-nya Nia yang guaring dan ternyata, usut-punya usut, si Stefy mengalami keanehan, tidak suka disuprise-i dan dibohongi untuk diberi surprise (ngga seru, loe, yang!). Despite semua itu, kami senyum-senyum nonton Glenn.
Saya duduk. mendengarkan. menatap ke arah Stefy. Dia tersenyum. Dia bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti si Glenn yang lincah di atas panggung. Dia tersenyum lagi.
Jujur, it was the most precious moment. Saya senang karena Stefy senang. Saya senang karena saya bisa bikin Stefy senang. Saya pun senang karena kesalahan yang saya buat sudah dianggap sampah yang tidak bisa didaur ulang. Benar-benar sudah masuk ke keranjang sampah dan tidak diharapkan untuk keluar lagi dalam wujud apapun.
Kami pun pulang, tapi kali ini dengan langkah terseok-seok karena kebanyakan berdiri.
Lagu Glenn menggema di telinga saya,..
"dan, dengarkan sayangku.
Aku mohon kau menikah denganku.
Yang, hiduplah denganku.
Berbagi kisah hidup berdua."
Kapan ya ditanyain gini? :P
Bukan. Kemarin ini, rencananya ngasih tiket surprise buat Si Stefy (From now on, he didn't want me to call him Bang, kesannya kayak orang2 desa, katanya!). Tapi karena malam sebelumnya kami bertengkar (stupid me!), akhirnya surprise itu lebih terkesan seperti seremoni hukuman mati. Aku ngasih amplop berisi tiket dengan hati yang deg-degan. Semalaman aku ga bisa tidur, mikirin, "Mati,.. gimana ya? dia masih mau nonton konsernya ga ya?" Dan pas si Stefy uda menerima amplop berisi tiket nonton GLENN FREDLY (gitu lhoo!!), dia diam dan tersenyum sinis.
Jrep! Jrep!
Hatiku hancur.
Kata-kata selanjutnya adalah,.. "Buat apa ini? Sayang-sayang uang!"
Dengan nada yang membuat saya ingin mengambil rencong dan menghunuskannya pada hati saya. Tes! Air mata menetes.
Long story short, pergilah kami bersama-sama, bergandeng tangan, dan dengan langkah yang menyeret karena pengen bermanja-manja, menonton konser Glenn Fredly di Van Java Cafe. Kami sudah baikan. Despite acara gondok-gondokkan yang berlangsung hari Selasa malam dari jam 9-12 malam dan berlanjut sampai ke hari rabu pagi sampai siang. Dan juga despite 'surprise'-nya Nia yang guaring dan ternyata, usut-punya usut, si Stefy mengalami keanehan, tidak suka disuprise-i dan dibohongi untuk diberi surprise (ngga seru, loe, yang!). Despite semua itu, kami senyum-senyum nonton Glenn.
Saya duduk. mendengarkan. menatap ke arah Stefy. Dia tersenyum. Dia bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti si Glenn yang lincah di atas panggung. Dia tersenyum lagi.
Jujur, it was the most precious moment. Saya senang karena Stefy senang. Saya senang karena saya bisa bikin Stefy senang. Saya pun senang karena kesalahan yang saya buat sudah dianggap sampah yang tidak bisa didaur ulang. Benar-benar sudah masuk ke keranjang sampah dan tidak diharapkan untuk keluar lagi dalam wujud apapun.
Kami pun pulang, tapi kali ini dengan langkah terseok-seok karena kebanyakan berdiri.
Lagu Glenn menggema di telinga saya,..
"dan, dengarkan sayangku.
Aku mohon kau menikah denganku.
Yang, hiduplah denganku.
Berbagi kisah hidup berdua."
Kapan ya ditanyain gini? :P
Comments
love this post ^^