Skip to main content

Andai saya (bukan) George Bush,...

Kemarin pagi Nie membaca sebuah artikel yang sangat menggelitik. One hand, Nie malu juga sebagai orang Indonesia. Kok ndak ada bagus-bagusnya gitu lho Indonesia Raya ini? On other other hand, Nie was laughing with the writer, karena memang artikel ini lucu sekali, dan tepat!

Bacalah, dan semoga artikel ini ga bikin kita tambah sebel dan bilang "nah, ya, kan, emang orang Indonesia itu kebangetan! keterlaluan! Goblok!" Tapi dengan semangat 45, kita mau bilang "Fewh, kok bisa gitu ya? Aku harus bisa membuat perubahan di Indonesia. Aku ndak mau Indonesia diejek terus."

Andai Albert Einstein orang Indonesia... Pasti dia tidak akan memilih masuk jurusan Fisika. Lebih baik dia memilih fakultas teknik atau ekonomi. Sebab di Indonesia fakultas MIPA masih dianggap sebagai fakultas rendahan dan dosen2 MIPA memiliki semacam takdir untuk berpenghasilan lebih rendah dari pada dosen2 fakultas lain yang bisa "mroyek" jauh lebih banyak.

Andai Bill Gates orang Indonesia... Paling2 dia bakal lebih memilih menjadi franchisee bisnis ritel atau makanan siap saji ketimbang berbisnis software. Buat apa dia susah2 mengembangkan software bila kemudian software yang seharusnya bisa dipasarkan dengan harga ratusan dolar harus bersaing dengan bajakannya yang dibandrol dengan harga goceng atau ceban.


Andai George Soros orang Indonesia... Mungkin dia akan memilih menjadi karyawan atau PNS ketimbang menjadi spekulan valuta. Dia tentunya tidak akan tahan dengan kecaman, hujatan, dan kutukan dari masyarakat Indonesia yang mengatakan bahwa spekulan adalah orang jahat yang selalu merugikan masyarakat, perbuatannya yang bersifat untung2an dianggap sama sekali tidak terpuji dan diharamkan.

Andai Thaksin Shinawatra orang Indonesia... Tentunya dia tidak akan pernah menjadi orang nomer satu. Ya kalo beruntung paling jadi kapolda. Karena sebelum menjadi PM Thailand, Thaksin adalah seorang polisi berpangkat Letnan Kolonel yang kemudian berhenti menjadi polisi dan mendirikan perusahaan Shinawatra Computer and Communications Group. Setelah berhasil mengumpulkan modal yang cukup barulah dia berani mencalonkan diri menjadi Perdana Menteri. Di Indonesia adalah hal yang mustahil seorang kepala polisi lokal bela2in mau berhenti dari jabatannya agar bisa berbisnis. Karena pada dasarnya di Indonesia seorang kepala polisi akan jauh lebih mudah mendapatkan uang daripada seorang pebisnis murni.

Andai Ted Turner orang Indonesia... Akan percuma dia mempertaruhkan seluruh modalnya untuk mendirikan CNN. Stasiun televisi ini tidak mungkin mendapat rating tinggi di Indonesia. Sebab orang Indonesia hanya suka kepada tontonan2 ringan yang tidak bermutu semacam sinetron kampring, lawakan garing, lomba2an jadi artis, gosip, mitos tentang kematian, hantu2an, dan sebagainya.

Andai Steven Spielberg orang Indonesia... Sepertinya dia bakal berprofesi sebagai director sinetron2 remaja. Karena film2 berbobot bakal menjadi produk gagal bila dipasarkan di Indonesia. Terbukti serial X-Files yang laris manis di USA malah gagal total ketika ditayangkan di Indonesia. Ide2 skenario brilian hanya akan membentur tembok di sini.

Andai Gianni Versace orang Indonesia... Pastinya dia bakalan pusing mengurus prosedur ekspor produk fashion hasil rancangannya. Berlapis-lapis benteng birokrasi harus dilalui untuk mengurus izin ekspor di Indonesia. Belum lagi masalah pajak dan restitusinya. Karena di Indonesia hanya eksportir fiktif yang mudah sekali untuk mengurus restitusi pajak ekspor.

Andai William Edward Boeing orang Indonesia... Wah Boeing pasti akan menuju jurang kebangkrutan. Nantinya pesawat Boeing 747 bakal ditukar denganberas ketan. Kemudian karena produksi pesawatnya gak laku2 juga terpaksa dilakukan PHK karyawan masal. Akhirnya kegiatan bekas2 karyawannya cuma konvoi motor mondar-mandir menuntut pesangon, seakan mereka tidak peduli bahwa tidak ada yang peduli kepada mereka.

Andai Arnold Schwarzenegger orang Indonesia... Nah si Arnold ini tidak hanya jadi gubernur kalau dia orang Indonesia. Bayangkan saja seseorang yang mengklaim dirinya berpengalaman memimpin serangan umum 1 Maret, kemudian memimpin pembantaian orang2 yang dituduh terlibat komunisme saja sanggup mendirikan pemerintahan atas dasar teror selama 32 tahun. Orang seperti itu saja mampu membangun sistem junta militer di Indonesia selama puluhan tahun. Apalagi Arnold Schwarzenegger yang berpengalaman menjadi Commando, Conan the Barbarian, Predator, Terminator, tentunya di Indonesia dia sanggup membentuk pemerintahan junta militer yang jauh lebih lama.

Nah, sekarang pertanyaannya Nie ganti, Andai ..... (diisi nama kita) bisa membuat peruabahan, apa yang akan dilakukan?

Mungkin kita bukan Pak Arnold yang nggak hanya berbadan besar tapi punya pengaruh besar. Kita juga bukan Pak Bill Gates yang uangnya dimana-mana. Tapi, kita bisa adalah kita yang bisa membuat perubahan di sekitar kita, walaupun kecil. And small things add up to create something big. So, what can you do?

Sumbernya dari http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=2972

Comments

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

Cold Feet

One of my closest friends is getting married tomorrow another one in May another one in November. and an ex-classmate is also getting married in April/May. and, I dreamed about getting married last night. I remember some months ago I was so enthusiastic with the idea of getting married. Although I knew that our relationship was not yet ready for that stage, I was so pushy to Stefy. I had asked him when exactly we would get married. Ah well, it was all the flashy things that I longed for. Right now, what I want is to avoid it! I am just not brave enough to throw myself into this new status. Don't get me wrong, I am probably just like any other girls out there who like the beautiful wedding gown, like to be made up, like to be the queen of the night. But, have you ever considered what would happen after you wave off the guests and head to your own home, starting your new chapter of life? or what would happen after the happy chappy honeymoon? Would we then live

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee