“Jangan pernah melegalisasi ganja di Indonesia. Selama sistem pengawasan dan penegakan hukum masih lemah, melegalkan ganja itu bahaya.”
Begitu kata Noghrahany Widhi K dari detikCom.
Nie ndak ngerti bagaimana bisa orang-orang ‘cerdas’ di Indonesia ini memikirkan untuk melegalisasi penggunaan Narkoba, terutama ganja. Ada yang bilang ganja tuh sebenarnya ada dua, yang berbahaya dan mematikan, trus ada ganja yang katanya (ini katanya lho ya,..) tidak terlalu membahayakan.
So, orang-orang hebatnya Indonesia, yang saking kreatifnya, mulai menimbang-nimbang untuk melegalisasi ganja.
Mau nyontek Belanda, ya?
Nie rasa, Indonesia belum siap, dan nggak akan pernah siap untuk melakukan legalisasi ganja, karena, satu, mental orang-orang yang duduk di pemerintahan. Nie yakin, salah satu alasan kenapa ada pemikiran untuk legalisasi ini karena pejabat-pejabat kita yang terhormat ini yakin dan percaya bahwa ketika ganja dilegalisasi, istri mereka bakal dapat mobil baru, anak-anak mereka bisa kuliah ke Amrik semua, dan bapak-bapak pejabat bisa beli peralatan golf baru, atau punya istri baru?
Yap, money, uang, geld, duit, or whatever you want to call it, tapi itulah akar dari segala pemikiran legalisasi ini (juga akar dari dosa, kan?).
Trus, yang kedua, orang-orang Indonesia mana sih yang bisa 100% taat hukum? Nie ndak mau muna, Nie sendiri susah untuk taat hukum. Contohnya, kemarin pas Nie ngurus SIM, ya mau ndak mau, Nie pake jasa joki. Trus, kalo happen to be stopped and fined by the police, ya pastinya pak polisi minta uang damai, and yeah, we have to give it. So, gimana kalo ganja dilegalisasi?
Nie yakin ndak akan ditangani dengan serius. Bandar ganja akan kipas-kipas dan duduk-duduk tenang. Mereka ndak usah lagi mikir gimana caranya ‘menyogok’ polisi, berdamai dengan bea cukai. Mereka akan santai-santai. Pajak tinggi? Ah, kapan orang Indonesia pernah bayar pajak yang seharusnya? Yang ada, malah bandar-bandar makin gendut, makin kaya, dan makin makmur.
“Saya tidak setuju. Undang-undang atau peraturan di Indonesia itu selalu bisa dilanggar,” kata Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Tini Hadad.
Bu Tini juga bilang bahwa di Eropa memang minuman keras dilegalkan, tapi anak-anak di bawah umur benar-benar tidak boleh meminum minuman keras. Gimana dengan Indonesia? Minuman keras tidak dilegalkan, namun anak-anak dibawah umur bisa minum dengan enaknya. Gimana coba kalo ganja dilegalkan?
Ganja tuh mempunyai efek buruk yang panjaaang dan lamaaaa, yang bisa menimbulkan kerusakan otak dan saraf.
So, bapak-bapak pejabat, pikirkan lagi ya. Kalau memang lagi pengen mobil baru, jangan dengan cara melegalisasi ganja, karena as soon as you legalize marijuana, kita semua akan tahu, bahwa generasi penerus bangsa adalah orang-orang yang goblok, yang ndak bisa mikir kalo tidak ‘di-recharge’ dengan ganja. As a result, Indonesia wouldn’t be better than Sodom and Gomorra.
Readers, legalisasi ganja ini is more than only right or wrong, tapi ini adalah proses pembunuhan massal terhadap anak-anak muda Indonesia secara pelahan-lahan.
So, are you in or out?
Begitu kata Noghrahany Widhi K dari detikCom.
Nie ndak ngerti bagaimana bisa orang-orang ‘cerdas’ di Indonesia ini memikirkan untuk melegalisasi penggunaan Narkoba, terutama ganja. Ada yang bilang ganja tuh sebenarnya ada dua, yang berbahaya dan mematikan, trus ada ganja yang katanya (ini katanya lho ya,..) tidak terlalu membahayakan.
So, orang-orang hebatnya Indonesia, yang saking kreatifnya, mulai menimbang-nimbang untuk melegalisasi ganja.
Mau nyontek Belanda, ya?
Nie rasa, Indonesia belum siap, dan nggak akan pernah siap untuk melakukan legalisasi ganja, karena, satu, mental orang-orang yang duduk di pemerintahan. Nie yakin, salah satu alasan kenapa ada pemikiran untuk legalisasi ini karena pejabat-pejabat kita yang terhormat ini yakin dan percaya bahwa ketika ganja dilegalisasi, istri mereka bakal dapat mobil baru, anak-anak mereka bisa kuliah ke Amrik semua, dan bapak-bapak pejabat bisa beli peralatan golf baru, atau punya istri baru?
Yap, money, uang, geld, duit, or whatever you want to call it, tapi itulah akar dari segala pemikiran legalisasi ini (juga akar dari dosa, kan?).
Trus, yang kedua, orang-orang Indonesia mana sih yang bisa 100% taat hukum? Nie ndak mau muna, Nie sendiri susah untuk taat hukum. Contohnya, kemarin pas Nie ngurus SIM, ya mau ndak mau, Nie pake jasa joki. Trus, kalo happen to be stopped and fined by the police, ya pastinya pak polisi minta uang damai, and yeah, we have to give it. So, gimana kalo ganja dilegalisasi?
Nie yakin ndak akan ditangani dengan serius. Bandar ganja akan kipas-kipas dan duduk-duduk tenang. Mereka ndak usah lagi mikir gimana caranya ‘menyogok’ polisi, berdamai dengan bea cukai. Mereka akan santai-santai. Pajak tinggi? Ah, kapan orang Indonesia pernah bayar pajak yang seharusnya? Yang ada, malah bandar-bandar makin gendut, makin kaya, dan makin makmur.
“Saya tidak setuju. Undang-undang atau peraturan di Indonesia itu selalu bisa dilanggar,” kata Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Tini Hadad.
Bu Tini juga bilang bahwa di Eropa memang minuman keras dilegalkan, tapi anak-anak di bawah umur benar-benar tidak boleh meminum minuman keras. Gimana dengan Indonesia? Minuman keras tidak dilegalkan, namun anak-anak dibawah umur bisa minum dengan enaknya. Gimana coba kalo ganja dilegalkan?
Ganja tuh mempunyai efek buruk yang panjaaang dan lamaaaa, yang bisa menimbulkan kerusakan otak dan saraf.
So, bapak-bapak pejabat, pikirkan lagi ya. Kalau memang lagi pengen mobil baru, jangan dengan cara melegalisasi ganja, karena as soon as you legalize marijuana, kita semua akan tahu, bahwa generasi penerus bangsa adalah orang-orang yang goblok, yang ndak bisa mikir kalo tidak ‘di-recharge’ dengan ganja. As a result, Indonesia wouldn’t be better than Sodom and Gomorra.
Readers, legalisasi ganja ini is more than only right or wrong, tapi ini adalah proses pembunuhan massal terhadap anak-anak muda Indonesia secara pelahan-lahan.
So, are you in or out?
Comments