Lihat aku di sini
Kau lukai
hati dan perasaan ini
Kau lukai
hati dan perasaan ini
Tapi entah mengapa
aku bisa
memberikan maaf padamu
Mungkin karena cinta padamu
tulus dari dasar hatiku
---
Lagu di atas judulnya adalah Bertahan, dinyanyikan oleh Rama. Beberapa hari yang lalu, Nie mendengarkan lagu ini untuk pertama kalinya (maklum agak kuper untuk lagu-lagu baru). Karena tidak merasa ada yang special dengan lagu ini,, dan secara yang nyanyi juga tipe-tipe cowok yang mati segan hidup tak mau, Nie cuek aja mendengarkan lagu ini. Lalu tiba-tiba, Stefy bilang “ini adalah lagu yang menemani aku. Ceritanya persis banget sama aku.”
Trus, Nie dengarkan lagi lagunya dengan seksama.
Lihat aku di sini
Bertahan
walau kau s’lalu menyakiti
Hingga air mataku
tak dapat
menetes dan habis terurai
tak dapat
menetes dan habis terurai
Mungkin karena
cinta
padamu
tulus dari dasar hatiku
cinta
padamu
tulus dari dasar hatiku
Dengan cueknya, Nie bilang “Ah, berlebihan, mosok aku pernah menyakiti kamu segitunya!” Dia diam. Tidak ketawa, tidak cekakakan, hanya diam, dengan wajah yang cukup serius. Nie bingung, kapan ya Nie pernah menyakiti Stefy sebegitunya. Perasaan dulu pas di Belanda nggak pernah melakukan hal-hal yang nista.
“Heh, yang bener, yang, kapan aku pernah nyakitin kamu sebegitunya? Emang aku pernah buat apa pas di Belanda?” Stefy tetap ngga jawab. Nie bingung.
Lama Nie berpikir dan,.. voila! Ternyata yang dimaksud Stefy adalah saat Nie ‘main-main’ dengan Mr. his-name-should-not-be-mentioned. “Ya ampun, itu toh maksudnya!” (ungkapan yang sangat bego untuk diucapkan di saat-saat mellow-bellow seperti itu). Kata Nie dengan segala kepolosan.
“Heh, yang bener, yang, kapan aku pernah nyakitin kamu sebegitunya? Emang aku pernah buat apa pas di Belanda?” Stefy tetap ngga jawab. Nie bingung.
Lama Nie berpikir dan,.. voila! Ternyata yang dimaksud Stefy adalah saat Nie ‘main-main’ dengan Mr. his-name-should-not-be-mentioned. “Ya ampun, itu toh maksudnya!” (ungkapan yang sangat bego untuk diucapkan di saat-saat mellow-bellow seperti itu). Kata Nie dengan segala kepolosan.
Kejadian you-know-what sudah berlalu, kira-kira 1,5 tahun. Nie ngga pernah nyangka kalau peristiwa itu telah menorehkan luka sedalam-dalamnya di hati Stefy. Nie pikir itu adalah sebuah kebodohan yang everybody does it, dan Stefy must have understood that. Ternyata tidak! Ternyata peristiwa itu benar-benar membuat Stefy bertanya: “is this pain worth the love I have for this woman?”
Dan pada saat itu pula, Nie bertanya “Do I really like this guy (read: Mr. his-name-should-not-be-mentioned) that I could love him?”
Hidden crisis, itulah yang terjadi pada saat itu. Nie, yang sekarang bingung kenapa dulu ngga bisa melukapan Mr. the-name-should-not-be-mentioned, pada saat itu sangat susah untuk tidak berhubungan dengan Mr. his-name-should-not-be-mentioned. Stefy, yang sangat benci pada Mr. his-name-should-not-be-mentioned dan tidak habis pikir what was on my mind, merasa udah give up menasehati Nie dan merasa kehilangan harga dirinya.
Nie tahu, hanya ada satu pribadi yang memegang kuat hubungan kami. He is called Jesus Christ. First, Dia memegang kuat tali hubungan kami, dan kedua, Ia meletakkan everlasting forgiveness in Stefy’s heart, sehingga ia mampu mengampuni Nie dan menyayangi Nie seperti sedia kala.
Meski
kau terus sakiti aku
Cinta ini
akan selalu memaafkan
Dan aku
percaya nanti engkau
Mengerti
bila cintaku takkan mati
Praise the Lord, semuanya sekarang much better dari sebelum-belumnya. Nie sekarang sudah tahan mental, biarpun Mr. his-name-should-not-be-mentioned tiap hari nongol di chat room atau kirim SMS or telpon, Nie sudah tidak ‘tergoda’. Mungkin benar kata Iphien, once upon a time, “kamu tuh cuma penasaran, Nie!”
Sekarang, yang Nie takutin mungkin cuma satu, kalau one day Stefy ketemu (lagi) dengan Mr. his-name-should-not-be-mentioned, karena Stefy uda janji, dia bakal ngajakin Mr. his-name-should-not-be-mentioned having Men’s talk (please help me to define what Men's talk supposes to mean)
Sigh,…..
Comments