Bu Bom-bom: Katanya abis sakit ya
Oma: Heheheh,.. iya. Sakit maag akut
Bu Bom-bom: Hm,.. maag letaknya dekat hati ya?
*mencerna*
*Bu Bom-bom pun ketawa*
Bu Bom-bom: Katanya kemarin abis sakit hati sama seseorang. Jangan-jangan salah diagnosa, bukan sakit maag akut, tapi sakit hati akut.
Gubrak!
Ceritanya Oma disindir to. Hehe,.. yeah. Di posting yang sebelumnya Oma pun sudah marah-marah, kan? Tapi, tenang, kemarahan Oma tidak pernah bersifat anarkis. Hm,… mungkin anarkis di dalam hati, yang artinya, Oma merusak hati Oma sendiri dengan memendam semua perasaan-perasaan mangkel itu.
Oma: Oh, uda ngga lagi kok, bu! Itu sudah berlalu. Yeah, kemarin-kemarin aja sempet jengkel, tapi sekarang uda ngga papa?
Bu Bom-bom: Yakin? (dengan wajah menuduh dan senyum-senyum) Kok masih kayak mau nangis gitu?
Oma: (tersenyum kecut)
Bu Bom-bom: Selesai atau nggaknya suatu masalah bukan dilihat dari berakhirnya pertengkaran antara kamu dan orang itu. Tapi, apakah dirimu sendiri sudah bisa menganggap itu selesai dan kamu sudah menyelesaikan masalah itu dengan dirimu sendiri?
*ribet*
Bu Bom-bom nampaknya mengerti kalau otak Oma hari itu agak kekurangan cairan.
Bu Bom-bom: Jadi, kamu masih jengkel ngga? Kamu masih suka be-te ngga kalau teringat masalah itu?
Oma: (seperti anak anjing, Oma pun manggut-manggut) iya, sih.
Bu bom-bom: Nah,… itu dia! (Bu Bom-bom seperti Archimedes yang berteriak 'Eureka!' kegirangan setelah menemukan teori fisika terkenal itu. Untung lagi di kantor, jadi tidak seperti Archimedes yang telanjang bulat lari-lari kegirangan :P)
Jadi, dokter salah diagnosa?
Apa dokternya bego? (ga mungkin ya?)
Apa mungkin ternyata Oma sakit hati sampai-sampai Oma merasa ulu hati seperti ditusuk-tusuk, mual, pusing, sampek tinja berdarah ini adalah akibat dari mangkel sama seseorang itu?
Nyokap dulu pernah bilang, masalah itu akan mengikuti kemanapun kamu pergi, sampai kamu berhasil menyelesaikan (jenis) masalah tersebut.
Flashback paginya, Oma ketemu Nona Ketik (nama samaran orang yang Oma sebelin), pas dia mau buka pintu, Oma mau buka pintu juga, tapi dari arah sebaliknya. Dalam hati berkata “urgh, ni orang nge-be-tein banget! %*&?!#@$” Tapi Oma tersenyum sambil berkata “hey, halooo! Duh, mo tabrakan deh!” (lebai banget ya?)
Intinya Oma masih belum bisa 100% memaafkan Nona Ketik, even tadi pagi, 5 hari setelah kejadian, karena emang kesebelan Oma menumpuk-numpuk. Bukan sama dia juga sih, banyak kesebelan lain yang menumpuk dan yeah, Nona Ketik lah yang memicu kesebelan Oma meledak.
Dhuar!!
Fewh, jadi masih harus menyelesaikan masalah ini ya, Tuhan? Hm,…I’ll try, deh!
Oma: Heheheh,.. iya. Sakit maag akut
Bu Bom-bom: Hm,.. maag letaknya dekat hati ya?
*mencerna*
*Bu Bom-bom pun ketawa*
Bu Bom-bom: Katanya kemarin abis sakit hati sama seseorang. Jangan-jangan salah diagnosa, bukan sakit maag akut, tapi sakit hati akut.
Gubrak!
Ceritanya Oma disindir to. Hehe,.. yeah. Di posting yang sebelumnya Oma pun sudah marah-marah, kan? Tapi, tenang, kemarahan Oma tidak pernah bersifat anarkis. Hm,… mungkin anarkis di dalam hati, yang artinya, Oma merusak hati Oma sendiri dengan memendam semua perasaan-perasaan mangkel itu.
Oma: Oh, uda ngga lagi kok, bu! Itu sudah berlalu. Yeah, kemarin-kemarin aja sempet jengkel, tapi sekarang uda ngga papa?
Bu Bom-bom: Yakin? (dengan wajah menuduh dan senyum-senyum) Kok masih kayak mau nangis gitu?
Oma: (tersenyum kecut)
Bu Bom-bom: Selesai atau nggaknya suatu masalah bukan dilihat dari berakhirnya pertengkaran antara kamu dan orang itu. Tapi, apakah dirimu sendiri sudah bisa menganggap itu selesai dan kamu sudah menyelesaikan masalah itu dengan dirimu sendiri?
*ribet*
Bu Bom-bom nampaknya mengerti kalau otak Oma hari itu agak kekurangan cairan.
Bu Bom-bom: Jadi, kamu masih jengkel ngga? Kamu masih suka be-te ngga kalau teringat masalah itu?
Oma: (seperti anak anjing, Oma pun manggut-manggut) iya, sih.
Bu bom-bom: Nah,… itu dia! (Bu Bom-bom seperti Archimedes yang berteriak 'Eureka!' kegirangan setelah menemukan teori fisika terkenal itu. Untung lagi di kantor, jadi tidak seperti Archimedes yang telanjang bulat lari-lari kegirangan :P)
Jadi, dokter salah diagnosa?
Apa dokternya bego? (ga mungkin ya?)
Apa mungkin ternyata Oma sakit hati sampai-sampai Oma merasa ulu hati seperti ditusuk-tusuk, mual, pusing, sampek tinja berdarah ini adalah akibat dari mangkel sama seseorang itu?
Nyokap dulu pernah bilang, masalah itu akan mengikuti kemanapun kamu pergi, sampai kamu berhasil menyelesaikan (jenis) masalah tersebut.
Flashback paginya, Oma ketemu Nona Ketik (nama samaran orang yang Oma sebelin), pas dia mau buka pintu, Oma mau buka pintu juga, tapi dari arah sebaliknya. Dalam hati berkata “urgh, ni orang nge-be-tein banget! %*&?!#@$” Tapi Oma tersenyum sambil berkata “hey, halooo! Duh, mo tabrakan deh!” (lebai banget ya?)
Intinya Oma masih belum bisa 100% memaafkan Nona Ketik, even tadi pagi, 5 hari setelah kejadian, karena emang kesebelan Oma menumpuk-numpuk. Bukan sama dia juga sih, banyak kesebelan lain yang menumpuk dan yeah, Nona Ketik lah yang memicu kesebelan Oma meledak.
Dhuar!!
Fewh, jadi masih harus menyelesaikan masalah ini ya, Tuhan? Hm,…I’ll try, deh!
Comments