Skip to main content

Oma Investigasi

Press Conference: Oma akhirnya mengaku!


Setelah sekian lama bungkam, akhirnya Oma harus angkat suara. Supaya tidak ada gossip simpang siur yang, kadang, membuat Oma menjadi tersudut. (kok kayak bahasa infotainment yach?!)

Mungkin sudah banyak dari kalian yang mendengar, baik langsung dari Oma maupun dari oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab, karena sudah Oma sumpah di bawah kamus bahasa Inggris – Indonesia (ga berlaku ya?), tapi tetap saja menyebarkan berita ini. Ya, Oma akan kuliah lagi ke Belanda :)

WHAT?

Berita ini bisa jadi sangat mengejutkan, tapi bisa jadi sangat menyedihkan (yeah, Oma tahu, kalian pasti akan sangat merindukan Oma :D).

Beginilah kronologis Oma akhirnya memutuskan berangkat ke Belanda:

Tahun 2007:

Oma mencari-cari Uni (baca: university) yang cocok, both cocok dengan keinginan dan impian, dan cocok dengan kantong. Sambil terus mencari dan apply-apply beasiswa (mulai ADS, Ford, Stuned, de el el!). Awalnya pengen di UK, trus pindahk ke Aussie, dan akhirnya memutuskan untuk ke Belanda lagi.

Bang Tepy pun akhirnya berniat untuk kuliah lagi. THANKS GOD! Dan semua orang di keluarga Bang Tepy langsung memandang Oma seperti Malaikat Penyelamat (dan op kors, menantu idaman, donk! Heheh), karena Oma berhasil persuade Bang Tepy untuk kuilah lagi.

Tahun 2007 adalah tahun mencari course yang tepat. Mulai brownis-brownis (baca: browsing) di Internet dan datang ke pameran pendidikan, membaca guide book, tanya sana-sini. Pokoknya doing a lot of research deh!

Tak diduga, Meneer Marien vd Boom, dosen tercinta yang membimbing Oma membuat sebuah skripsi yang sampai bisa masuk ke database European Union Research Centre, datang ke Surabaya, dan Oma pun berkonsultasi dengannya (ditraktir ngopi pula!).

Yeah, ini tahun pergumulan, pencarian dan doa!

Tahun 2008:

Februari

Akhirnya, diputuskan bahwa Oma mengambil Master of International Communication dan Bang Tepy mengambil Master of Imagineering (you should ask Bang Tepy atau googling to find what Imagineering means).

Tapi, Oma masih belum dapet beasiswa, sedangkan Bang Tepy, sudah mendapat AB Scholarship (alias Ayah Bunda Scholarship) :P Oma stress, pusing, mau gila,… Dan hampir putus asa.

April

Beberapa saat setelah acara engagement, Oma akhirnya gave up, dan mengira tidak akan berangkat ke Belanda, dengan alasan NO MONEY (yeah yeah,.. same old reason). Bang Tepy akan tetap berangkat, dan Oma desperado, berpikir bakal going through another 2 YEARS LONG DISTANCE RELATIONSHIP.

Oma pun minta putus. (stupid me,..!)

Bany Tepy pun mencak-mencak, marah-marah dan,…. Tapi,…. Kita tidak jadi putus :P dan Oma jadi ke Belanda

May

Jangan berpikir kalau yang membiayai Oma ke Belanda adalah Bang Tepy (or one of his family). Karena my grandma did it! She knew kalo Oma ngga jadi ke Belanda, dan she was very concern (ngga tau concern ke sapa, ke Oma atau ke Bang Tepy – karena my grandma sayaaaaaaaang banget ama Bang Tepy). Thus, she said “I’ll pay for your tuition fee.”

Tapi tetep lah, Oma pusing, ntar hidup di sana pake apa? Emang pake ‘Bonuskaart’ Albert Heijn aja bisa hidup? (heeft u bonuskaart? Hehhehe jadi inget pas kerja di AH).

So, inilah yang dibilang banyak orang Walking by faith. Berjalan ke depan, walaupun tidak terlihat apa yang ada di depan sana. Melangkah maju walaupun tak tahu apa yang akan terjadi.

Oma dan Bang Tepy pun mulai mengurus ini itu, mulai paspor, visa, akte kelahiran, daaaaan masiiiiiiih banyak lagi.

June

Bulan yang berat. Kami berdua bokek. Banyak yang harus dibayar, banyak yang harus diurus. Minta orang tua untuk membayar administrasi dan birokrasi tingkat rumit di Surabaya kayaknya ndak ilok (baca: tidak layak).

Buat Oma, ini adalah bulan yang super berat, karena harus ngomong ama orang-orang kantor kalo bakal resign by awal September/akhir Agustus. Wah,.. susaaaaaaaaah banget. Sediiiiiih banget! Dan takut, terutama ama ibu Bos. Ya, ga enak banget lah,… apalagi di tengah situasi kantor yang seperti ini :( jadi sedih

On the other hand, Oma, Bang Tepy dan teman-teman ex-Dieka (minus Golda) sudah merencanakan hal-hal yang seru yang akan kami lakukan ntar di Belanda. Yipee,..

July

Ini adalah bulan penuh dengan rasa gembira dan ketegangan. Di satu sisi senang karena akan segera berangkat, tapi di sisi lain stress,.. banyak ketegangan antara Oma dan Bang Tepy, antara Oma dan sisi lain Oma.

Takut di sana gimana? Takut hubungan Oma dengan Stefy gimana? Takut kuliah ntar gimana? Wah, banyak deh yang ditakutin. :P Tapi untuk Oma punya Tuhan Yesus. He takes my burden away. Walaupun kadang-kadang masih suka tempted untuk kepikiran, tapi it is much better when I share everything with Him :)

On the other hand, event kantor uda kelar. Jadi sekarang saatnya diet. Abisnya, gara-gara stress event kemarin, Oma jadi ndut! Dibarengi dengan sakit maag akut :(  ceritanya di next posting aja yaaaa,…

Agustus

Bang Tepy, yang akan kuliah Master of Imagineering di Breda, akan berangkat. Tanggal 27 Agustus.

September

Oma akan berangkat tanggal 20 September. So, bagi Anda yang ingin memberikan cinderamata dalam bentuk apapun *ngarep* mohon sebelum tgl 20 ya. Hehehhehe

Sekian cerita Oma. Semoga cukup jelas, dan menjawab semua teka-teki dan kasak-kusuk Anda. :P

Tetap di Oma Investigasi (hihihi,… apaaaa cobaa!)

Comments

Anonymous said…
Syioook... *gulp*
U've been thru a lot of things recently .. wow ..

Gw sedih baca ceritanya, and gw juga minta maaf kalo rencana kita (u know..) doesn't go like we expected, tapi gw tetep dukung deh. Sukses terus ya Oma :)

*Singing ala Sheila Madjid*
Oma jgn kau pergi.. tinggalkan diriku sendiri.. :(

Popular posts from this blog

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho

Pluralism: My Version

plu`ral-ism (-noun) condition in which minority groups participate in society, yet maintain their distinctions. Today is Chinese New Year. Being Indonesian-Born-Chinese (IBC), my family has always been taking part in this celebration. No, we were not really doing the rituals, but as a child, I always had fun hunting Hung Bao (small amount of money put in an red envelop). Another memory about Chinese New Year is it was the time when my favorite cousines came from Malang. We would play; and they would possibly have sleepover. It was my childhood. However, I cannot recall what happened when I was slightly older. But I still remember that my mom told me to be an Indonesian. She would say "Nia, you are not Chinese. You are Indonesian." Or she would remind me that I have to respect Indonesian people in spite of their attitude toward ethnic Chinese. She said "We have a confusing story. If we would say we are Chinese, we would be kicked out from this country. Thus we would prob

WSAD? (What Should Ariel Do?)

As a communication expert, we always need to be prepared for crisis communication or disaster management. If a company suffered a bad publication, or when bad things happened, like with BP’s oil spill or Toyota’s cars, the communication people need to work very hard to communicate the right message (while some other people work on to make things right) and to win the public favour again. In theory, companies need to be prepared for crisis way in advance; however not many companies did that. I believe, Ariel had also never thought that such drama would happen, but yeah, here it is, and he has to face it! So, here is my humble opinion regarding what he needs to do to clear the air: Scenario 1: Launch a single/album Celebrities, especially musicians, usually would create a drama or scandal to increase their popularity in order to promote the next movie, single, or album that would be launched. What Ariel could do is to write a song (or an album) as soon as possible and launch it! And thee