Kalo orang Indo bilang "lempar batu sembunyi tangan" artinya tidak bertanggung jawab setelah berbuat. Tapi, gimana kalo Tuhan yang ngelempar batu?
Lagi-lagi ada sebuah artikel menarik dari sini, yang membuat Oma termenung dan mengingat sang Pencipta.
Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.
Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya itu, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu, lalu bekerja kembali. \"\"Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun mendapatkan hasil yang sama.
Tiba-tiba ia mendapat ide, Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah temannya tadi. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, sekarang temannya menengadah ke atas. Dan pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.
Tuhan kadang mengijinkan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan berkatNya, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu ingat akan Dia, Tuhan menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.
Kata Tuhan "Nih, Gue lempar batu kecil, Oma!"
Pletuk! (bunyinya)
Kata Oma "eh iya, ampun Tuhan!" *sambil nengok ke atas*
Confessing and surrendering mode: ON
Lagi-lagi ada sebuah artikel menarik dari sini, yang membuat Oma termenung dan mengingat sang Pencipta.
Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.
Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya itu, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu, lalu bekerja kembali. \"\"Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun mendapatkan hasil yang sama.
Tiba-tiba ia mendapat ide, Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah temannya tadi. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, sekarang temannya menengadah ke atas. Dan pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.
Tuhan kadang mengijinkan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan berkatNya, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu ingat akan Dia, Tuhan menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.
Kata Tuhan "Nih, Gue lempar batu kecil, Oma!"
Pletuk! (bunyinya)
Kata Oma "eh iya, ampun Tuhan!" *sambil nengok ke atas*
Confessing and surrendering mode: ON
Comments