Skip to main content

Pendatang Baru di Blantika Musik Indonesia

Si Cemplon meninggalkan pesan, memberitahu bahwa ada yang lebih gila dari anggaran belanja 1 unit laptop seharga 35 JUTA RUPIAH.

Apakah itu?

Pengadaan alat musik sebesar 1 MILIAR RUPIAH!

Dan untuk siapakah alat-alat musik ini?
untuk disumbangkan ke band-band indie yang tidak mampu? atau untuk diletakkan di karang taruna atau pesantren? atau untuk dibawa ke disaster affected area like Aceh atau Padang? atauuu,.. ke under developed area kayak Irian?

No, bukan sodara-sodara.

Baca di sini, deh. Alat-alat musik itu untuk DINAS PEMADAM KEBAKARAN.

Omigod....
Masyaoloooo....

*kembali menghela nafas panjaaaaaaaaaaaaaaaaanggg dan mengelus-ngelus dada lagi*

Oh, mungkin ada yang belum jelas. Dinas pemadam kebakaran itu bukanlah nama band nasional dari Indonesia, tapi dinas pemadam kebakaran ada Firemen. Yap, those Indonesian firemen!

Sigh,...!

Pantes aja kebakaran bukan lagi kasus yang aneh di Indonesia. Contohnya pas di Surabaya, Pasar Turi nan megah itu kebakaran. Kayaknya si firemen itu menununggu sampek apinya fenomenal dulu, baru dateng. Padahal, sodara-sodara, letak kantor pemadam kebakaran tuh ngga sampek 500 M dari Pasar Turi.

Seorang teman yang punya toko di sebuah kawasan di Surabaya pernah bercerita pada Oma. Suatu hari, toko kelontong milik ayahnya terbakar (entah dibakar atau memang kecelakaan). Agak lama, baru datanglah tukang pemadam kebakaran. Dengan santai-santai dan lenggang kangkung, mereka menghampiri si ayah, sang pemilik toko, sambil berkata "kalau mau apinya dipadamkan, bayar 1 M, koh!" (kejadian ini terjadi di era 90-an)

wooott???

Si ayah bukanlah seorang yang bego. Dia menolak membayar 1 M untuk jasa memadamkan kebakaran. Dia membawa barang-barang yang penting, melangkah pergi dengan gagah dari tokonya, dan membiarkan tokonya terbakar.

No wonder, sekarang Oma baru tau. Mungkin si pemadam kebakaran suka telat dateng, karena ternyata oh ternyata, mereka hobi nge-band di post pemadam kebakarannya.

Petugas Pemadam Kebakaran 1 (PPK1): Guys, ini ada info kalo Pasar X di jalan Y terbakar lho!
PPK2: Ah, lu masih junior! Tunggu aja bentar lagi.
PPK3: Man, lu jangan ngobrol aja. Gimana nih ending lagunya? Ga enak banget tadi
PPK2: Iye, sorry man. Oke gue nyanyi reff nya lagi ya. "Dapatkah aku memeluknya, menjadikan bintang di surga...."
PPK4: Bentar-bentar, drum nya kurang enak! Ulang lagi sekali, man!
PPK1: *bingung*
PPK4: Eh, lu, junior! Loe katanya bisa nyanyi juga kan? Coba loe jadi backing vocal!

Mungkin kayak gitu kali ya keadaan di Dinas Pemadam Kebakaran.

Lagian, peralatan band lengkap emang harganya berapa? 1 M ya? Merk ngga tuh?

Ah, nanya ama temen Oma yang musicians aaah!!!

Comments

Popular posts from this blog

God's Plan for My Slippers

Look at my cute slippers! Lucu banget, kan!  Slippers ini diberikan sebagai oleh-oleh, dari seorang sahabat yang pada saat itu baru pindah ke New Zealand . Kalau saya tidak salah, 4 atau 5 tahun lalu slippers ini diberikan. Saya adalah orang yang practical . Boro-boro pakai slippers di rumah, sandal jepit biasa pun tidak! Di dalam rumah, kami biasa nyeker alias tidak pernah pakai sandal. Jadi si slippers domba Selandia Baru yang baru ini resmi menjadi penunggu lemari baju. Setelah Axl lahir dan beranjak sedikit dewasa, slippers ini ditemukan tanpa sengaja. Axl suka sekali dan kerap memainkan slippers ini. Namun lagi-lagi, setelah beberapa minggu, si domba kembali menjadi penunggu lemari. Anak balita itu sangat gampang bosan! Sampai 1 bulan yang lalu. Di salah satu tempat ngantor saya yang baru, saya harus bekerja di ruangan yang super dingin! Tiba-tiba, saya teringat akan slippers domba ini! Ternyata benar, slippers ini bisa menghangatkan kaki saya dengan sempurna. D...

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho...

The Bright Side

Always look at the bright side of life - Monty Phyton This song has been sung during the Olympics closing ceremony last year; and this has been my cheer up song ever since. Thus, referring to my earlier blog about how I was not happy with the way we got married, well, I tried to look back and to see the bright side of that circumstance. So if I could share a few things, which might be helpful to you, who are in the middle of preparing a wedding, here they are: 1. Wedding dress I was really happy with my wedding dress. I love the designer, Fifi Firianty , which was very helpful and very professional, and of course her work is stunning. From the first time I met her, I knew there was a click. So, if you look for a designer, who has a European style, please do consider her.  But just some tips, make sure you ask to have you dress fitted one day before the wedding. I had it measure 3 days before the wedding, but in the last 3 days, I ate almost nothing. So this dress...