Skip to main content

Ayo Sekolah!

Pagi ini Oma bangun dengan perasaan kuatir, takut, atau mungkin juga males. Sebentar lagi kuliah akan dimulai, dan Oma akan menjadi seorang student lagi.

Ada beberapa konotasi 'student' yang (kadang) bikin Oma males:
1. Student = kere
2. Student = deadline
3. Student = lembur
4. Student = No Job, thus butuh part-time job
5. Student = Homesick/Culture Shock
6. Student = tidak gaul kalo tidak suka hang out

Apalagi sekarang Oma kuliah Master. Master adalah sesuatu yang lebih sulit daripada Bachelor (of course). Master lebih banyak tugas dan deadline daripada Bachelor. Master lebih mahal daripada Bachelor (very obvious). Master membuat student tidak memungkinkan untuk kerja daripada saat Bachelor.

Dan Master kali ini adalah tantangan berat buat Oma. Selain Oma mengejar gelar Master of International Communication Management; Oma juga mengejar gelar Master dalam course 'Walk by Faith' and 'Trusting God'.

Sudah 4 tahun Oma mengambil kelas 'Walk by Faith' and 'Trusting God', tapi belum lulus-lulus, walaupun uda sedikit naik level. Kali ini, Oma benar-benar akan berusaha untuk lulus dari ujian dua kelas ini. Not easy, but I will really try my best.

How best? This best: sudah seminggu lebih Oma di Belanda, dan belum sehari pun Oma nangis-nangis dan/atau marah-marah karena ndak punya uang atau kepikiran ntar uang gimana. Honestly, kadang kepikiran, tapi selalu saja Oma tendang jauh-jauh pikiran itu dan berdoa. So,... I am quite good. Semoga sampai satu tahun di sini, Oma tetap berpikiran positif dan 100% mengandalkan Tuhan for paying my bills and tuition fee.

Baru aja Oma buka Jawaban.com. Uda lama juga ngga buka! Anyway,.. I found a very good inspiration from this story. Semoga kalian juga suka. Satu yang Oma belajar, berjalan maju, walaupun lambat dan andalkan Tuhan.

Hm,.. good luck, Nia!



Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak, Anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

Dalam hidup kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil satu langkah yang terlalu besar, langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks, dan tidak terselesaikan. Hasilnya, Anda hanya termenung dan tidak bergerak.

Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan Anda. Tidakkah lebih memungkinkan bagi Anda untuk mengambil langkah-langkah pendek terus-menerus, daripada berusaha menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil, asalkan Anda tidak berhenti, adalah cukup, karena Anda masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju, dan bukan berhenti.

Source: Click Here

Comments

Popular posts from this blog

God's Plan for My Slippers

Look at my cute slippers! Lucu banget, kan!  Slippers ini diberikan sebagai oleh-oleh, dari seorang sahabat yang pada saat itu baru pindah ke New Zealand . Kalau saya tidak salah, 4 atau 5 tahun lalu slippers ini diberikan. Saya adalah orang yang practical . Boro-boro pakai slippers di rumah, sandal jepit biasa pun tidak! Di dalam rumah, kami biasa nyeker alias tidak pernah pakai sandal. Jadi si slippers domba Selandia Baru yang baru ini resmi menjadi penunggu lemari baju. Setelah Axl lahir dan beranjak sedikit dewasa, slippers ini ditemukan tanpa sengaja. Axl suka sekali dan kerap memainkan slippers ini. Namun lagi-lagi, setelah beberapa minggu, si domba kembali menjadi penunggu lemari. Anak balita itu sangat gampang bosan! Sampai 1 bulan yang lalu. Di salah satu tempat ngantor saya yang baru, saya harus bekerja di ruangan yang super dingin! Tiba-tiba, saya teringat akan slippers domba ini! Ternyata benar, slippers ini bisa menghangatkan kaki saya dengan sempurna. D...

What would you do if you could live another life

What would you do if you could live another life just for one day? This line is quoted from "Last Chance Harvey" . I have watched this film twice and still feel so touched everytime I watch it. Kate Walker, the main character in this film, uttered this question to Harvey Shine. In this story, both of them lived a life that is not very happy-chappy. Kate lived in a pathetic, boring life; Harvey in a screwed one. When Kate asked this question, both of them seem to ponder: what if I could live a different life, just for one day, just to try out. This question makes me ponder, too: what would I do if I was given a chance to live any kind of life I want, just for one day? Where would I be? What would I do? Who would I be? Lately I have been thinking about the life I am living right now. Everything is so well-planned. I graduated from high school, went abroad to study, came back home to work, went abroad again to do my master, working in a reasonably good organisation, and going ho...

The Bright Side

Always look at the bright side of life - Monty Phyton This song has been sung during the Olympics closing ceremony last year; and this has been my cheer up song ever since. Thus, referring to my earlier blog about how I was not happy with the way we got married, well, I tried to look back and to see the bright side of that circumstance. So if I could share a few things, which might be helpful to you, who are in the middle of preparing a wedding, here they are: 1. Wedding dress I was really happy with my wedding dress. I love the designer, Fifi Firianty , which was very helpful and very professional, and of course her work is stunning. From the first time I met her, I knew there was a click. So, if you look for a designer, who has a European style, please do consider her.  But just some tips, make sure you ask to have you dress fitted one day before the wedding. I had it measure 3 days before the wedding, but in the last 3 days, I ate almost nothing. So this dress...