Belajar dari Lady Di
Hari Sabtu (24/05) kemarin adalah hari yang bikin Be-Te!! Kenapa?
Karena hari Sabtu, yang seharusnya indah, ceria dan menggembirakan, ditambah lagi karena Oma libur, jadi suram, muram dan merana.
OMA SAKIT!
Kali ini virusnya membuat Oma harus bertekuk-lutut dan menyerah kalah di ranjang. Seharian Oma tidur, dan ini benar-benar TIDUR! Paling cuman bangun 1-2 jam untuk makan dan tidur lagi. Untungnya setelah sore hari, keadaan Oma sudah sedikit membaik. Oma bisa bangun dan duduk di ruang makan. Makan mie kuah yang tidak ada rasanya walaupun notabene mie kuah Pak Untung itu wuenak! Sambil makan Oma nonton Metro TV (tontonan yang sangat smart to spend you weekend!).
Acaranya Lady Diana: True Story
Melihat Lady Di, dari rakyat jelata menjadi warga kerajaan Inggris adalah suatu hal yang mencengangkan. Tapi, ternyata impian Diana untuk menjad seorang putri tidak yang seperti ia harapkan (remember the previous lesson? you never know what you wish for!). Buat yang sudah tahu kisah hidup Diana, pasti tahu bahwa ia menderita tinggal di istana. Sampai-sampai ia menderita bulimia. Ia tidak mendapatkan perhatian, even dari suaminya sendiri. Ia tidak mendapatkan dukungan atau pujian, untuk apapun yang dia lakukan, walaupun dunia memuja-muja dia. Ada pemikiran bahwa warga istana "cemburu" akan kepopuleran Diana.
Sebelum melihat di Metro TV kemarin, Oma kira Diana baru 'melek' melihat realita istana dan menjadi stress berat tuh setelah beberapa bulan atau tahun tinggal di istana. No,.. no,.. ternyata tidak! Diana sudah stress dan mengidap bulimia even BEFORE the wedding! Tepatnya 4 hari sebelum hari pernikahannya, ia mulai menderita penyakit bulimia. And, there was no turning back.
Kasian ya?
Oma langsung berpikir, kalau Oma jadi Lady Di, pastilah Oma akan kabuuur! Running away! Gila apa harus menikah dengan keluarga horor seperti itu (no offense ya, ini hanya mengutip dari acara Metro TV kemarin. Lagian kalo Prince William yang melamar Oma, uuuh,... Oma will definately consider it, donk! ^^)..
Tapii,... pas Oma ngomong gitu, Oma jadi sadar. Kalau Lady Diana tidak masuk ke istana, ia tidak akan menjadi The Lady Diana. She would be just a normal Diana, a girl next door. Semua tindakan sosialnya tidak akan diliput oleh stasiun TV dari seluruh dunia. Tidak akan ada buku biografi tentang dirinya. Tidak akan ada jutaan orang pengagum dan pendukung Lady Diana. Dia tidak akan mungkin keliling dunia untuk 'menyentuh' kehidupan banyak orang.
Kalau ia hanya jadi ordinary Diana, kegiatan 'terbesar' yang mungkin ia lakukan adalah join local NGO, trus ikutan volunteer job, kalau dia sudah menikah, mungkin dia akan aktif mengunjungi panti asuhan, panti jompo. That's it! Ngga lebih!
Yeah, ternyata dibutuhkan pengorbanan yang besar untuk menyentuh kehidupan banyak orang, untuk mewujudkan impiannya, dan mungkin untuk membuktikan pada khalayak bahwa Diana, bukanlah cewek matre pengeruk harta istana, tapi dia punya hati yang benar-benar mulia.
This posting is dedicated to Lady Di, especially to his eldest son :P
Hari Sabtu (24/05) kemarin adalah hari yang bikin Be-Te!! Kenapa?
Karena hari Sabtu, yang seharusnya indah, ceria dan menggembirakan, ditambah lagi karena Oma libur, jadi suram, muram dan merana.
OMA SAKIT!
Kali ini virusnya membuat Oma harus bertekuk-lutut dan menyerah kalah di ranjang. Seharian Oma tidur, dan ini benar-benar TIDUR! Paling cuman bangun 1-2 jam untuk makan dan tidur lagi. Untungnya setelah sore hari, keadaan Oma sudah sedikit membaik. Oma bisa bangun dan duduk di ruang makan. Makan mie kuah yang tidak ada rasanya walaupun notabene mie kuah Pak Untung itu wuenak! Sambil makan Oma nonton Metro TV (tontonan yang sangat smart to spend you weekend!).
Acaranya Lady Diana: True Story
Melihat Lady Di, dari rakyat jelata menjadi warga kerajaan Inggris adalah suatu hal yang mencengangkan. Tapi, ternyata impian Diana untuk menjad seorang putri tidak yang seperti ia harapkan (remember the previous lesson? you never know what you wish for!). Buat yang sudah tahu kisah hidup Diana, pasti tahu bahwa ia menderita tinggal di istana. Sampai-sampai ia menderita bulimia. Ia tidak mendapatkan perhatian, even dari suaminya sendiri. Ia tidak mendapatkan dukungan atau pujian, untuk apapun yang dia lakukan, walaupun dunia memuja-muja dia. Ada pemikiran bahwa warga istana "cemburu" akan kepopuleran Diana.
Sebelum melihat di Metro TV kemarin, Oma kira Diana baru 'melek' melihat realita istana dan menjadi stress berat tuh setelah beberapa bulan atau tahun tinggal di istana. No,.. no,.. ternyata tidak! Diana sudah stress dan mengidap bulimia even BEFORE the wedding! Tepatnya 4 hari sebelum hari pernikahannya, ia mulai menderita penyakit bulimia. And, there was no turning back.
Kasian ya?
Oma langsung berpikir, kalau Oma jadi Lady Di, pastilah Oma akan kabuuur! Running away! Gila apa harus menikah dengan keluarga horor seperti itu (no offense ya, ini hanya mengutip dari acara Metro TV kemarin. Lagian kalo Prince William yang melamar Oma, uuuh,... Oma will definately consider it, donk! ^^)..
Tapii,... pas Oma ngomong gitu, Oma jadi sadar. Kalau Lady Diana tidak masuk ke istana, ia tidak akan menjadi The Lady Diana. She would be just a normal Diana, a girl next door. Semua tindakan sosialnya tidak akan diliput oleh stasiun TV dari seluruh dunia. Tidak akan ada buku biografi tentang dirinya. Tidak akan ada jutaan orang pengagum dan pendukung Lady Diana. Dia tidak akan mungkin keliling dunia untuk 'menyentuh' kehidupan banyak orang.
Kalau ia hanya jadi ordinary Diana, kegiatan 'terbesar' yang mungkin ia lakukan adalah join local NGO, trus ikutan volunteer job, kalau dia sudah menikah, mungkin dia akan aktif mengunjungi panti asuhan, panti jompo. That's it! Ngga lebih!
Yeah, ternyata dibutuhkan pengorbanan yang besar untuk menyentuh kehidupan banyak orang, untuk mewujudkan impiannya, dan mungkin untuk membuktikan pada khalayak bahwa Diana, bukanlah cewek matre pengeruk harta istana, tapi dia punya hati yang benar-benar mulia.
This posting is dedicated to Lady Di, especially to his eldest son :P
Comments